Kelesuan ini salah satunya akibat keputusan Tesla yang memangkas harga demi menghidupkan kembali permintaan sambil meningkatkan pengeluaran untuk proyek AI.
Perusahaan mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat untuk memproduksi kendaraan baru, termasuk model yang lebih terjangkau, pada paruh pertama tahun 2025, meskipun model tersebut akan menghasilkan pengurangan biaya yang lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.
Saham Tesla juga dilaporkan turun 8 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
"Mungkin lebih dari sebelumnya dalam sejarah perusahaan baru-baru ini, investor Tesla membutuhkan hasil; itu harus datang dengan cepat - baik untuk robot humanoid dan untuk Robotaxi," kata Thomas Monteiro, analis senior di Investing.com, seperti dikutip dari
Reuters, Rabu (23/7).
Kuartal kedua penuh gejolak, di mana Elon Musk sebagai CEO Tesla menunda pengembangan mobil baru yang lebih murah dan memilih model berbiaya rendah yang kurang ambisius. Ia juga berupaya menciptakan taksi self-driving untuk membantu meningkatkan pangsa pasar.
Perusahaan juga memberhentikan lebih dari 10 persen karyawannya untuk memangkas biaya, dan Tesla mengatakan keuntungan juga terbebani oleh biaya restrukturisasi dan peningkatan biaya operasional yang sebagian besar didorong oleh proyek kecerdasan buatan.
Tesla mencatat margin kotor otomotif tidak termasuk kredit regulasi sebesar 14,6 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan perkiraan 16,29 persen, menurut 20 analis yang disurvei oleh Visible Alpha.
Dan Coatsworth, analis investasi di AJ Bell, mengatakan Tesla kini telah kehilangan target pendapatan selama empat kuartal berturut-turut.
“Ada banyak pembicaraan tentang robotaxis, robot humanoid, dan mengemudi otonom, yang memberikan narasi menarik bagi investor tetapi tidak melupakan fakta bahwa ini adalah kekayaan potensial besok, bukan hari ini," ujarnya.
BERITA TERKAIT: