Chief Operating Officer (COO) PT HMID, Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan keputusan itu juga diambil untuk memancing industri mobil lain agar menjual mobil listriknya di Indonesia karena pasar mobil listrik masih cukup lesu di dalam negeri.
Selain itu, menurut Frans, kunci untuk melakukan penjualan mobil yang sukses yaitu dengan mengikuti peraturan pemerintah serta melihat kesukaan konsumen.
"Sebenarnya mobil listrik ini ada peraturan pemerintah dulu. Kuncinya kalau mau sukses jualan mobil di Indonesia cuma dua, pertama follow kesukaan konsumen, yang kedua follow regulasi pemerintah. Kalau tidak ikut dua-duanya kita gak bisa jualan," kata Frans, dikutip Jumat (14/6).
Saat itu, kondisi tersebut juga bertepatan dengan pemerintah yang baru mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Indonesia.
"Berlandaskan itu, Hyundai langsung memperkenalkan Kona dan Ioniq Electric pertama kali di Indonesia. Bahkan kita membangun pabrik di 2022 agar kita bisa meningkatkan completely knocked down (CKD)," kata Frans.
Untuk itu, Hyundai memilih mengutamakan produksi mobil listrik Kona dan Ioniq Electric di dalam negeri.
Meski demikian, Frans memastikan bahwa secara global Hyundai juga memiliki semua produk elektrifikasi, mulai dari hybrid, plug-in hybrid, hingga Fuel Cell (hidrogen). Untuk bermain di pasar mobil hybrid Frans menyampaikan pihaknya masih mempelajari dan membaca karakter konsumen.
BERITA TERKAIT: