Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan,
WNI berinisial CHT tersebut ada di Pabrik Hyundai Metaplant untuk kunjungan bisnis dan bertemu pihak Hyundai saat razia terjadi. Yang bersangkutan memiliki dokumen yang lengkap untuk agendanya di AS tersebut.
“CHT memiliki rencana
business trip selama satu bulan di AS dan dilengkapi dengan dokumen paspor, visa, dan undangan dari perusahaan,” kata Judha kepada wartawan, Minggu 7 September 2025.
Menurut Judha, KJRI Houston telah berkomunikasi dengan Folkston ICE Processing Center di Georgia, tempat CHT saat ini ditahan.
Namun, kata Judha, pihak ICE masih belum memberikan info yang lebih rinci terkait CHT usai ditangkap.
“KJRI akan memberikan pendampingan kekonsuleran untuk CHT,” kata Judha.
Diketahui, sebanyak 475 orang, sebagian merupakan WN Korea Selatan, ditangkap dan ditahan ketika otoritas imigrasi AS menggerebek pabrik kendaraan listrik Hyundai tersebut.
Menurut pejabat AS, mereka ditahan karena berada di Amerika Serikat secara ilegal atau bekerja tanpa izin.
“Ada jaringan kontraktor dan subkontraktor di sana, sehingga para pekerja berasal dari berbagai perusahaan berbeda,” ujar Steven Schrank, agen khusus Homeland Security Investigations untuk Georgia, dalam konferensi pers, seperti dikutip dari
New York Times, Minggu 7 September 2025.
Ia menambahkan, sebagian dari pekerja masuk dengan bebas visa namun tetap bekerja, sementara lainnya diduga melebihi masa tinggal atau bahkan melintas tanpa izin.
Hyundai dan LG mengakui beberapa pekerja yang ditahan berasal dari kontraktor, meski menegaskan tengah melakukan penyelidikan internal.
LG menyebut 47 pegawainya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ikut ditangkap.
“Kami mengutamakan keselamatan karyawan dan sedang meninjau langkah-langkah lebih lanjut,” kata pihak LG dalam keterangan tertulis.
BERITA TERKAIT: