"Pasar tradisional itu tempat ngutangnya rakyat. Pasar tradisional itu muaranya untuk infrastruktur, dan pasar itu sebagai pusat geliat dari sisi ekonomi, kalau didiamkan akan mati suri," ujar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran saat diskusi di DPP Gerindra Media Center, Jakarta, Rabu (12/3).
Berkembangnya minimarket dan supermarket, menurut Ngadiran, lebih dikarenakan pengawasan lemah terhadap perijinan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Alasan lain karena kemauan dan keinginan dari sikap masyarakat kota yang sudah mengarah ke pola hidup modern.
"Kata mereka, kalau diwilayahnya ada mal maka akan jadi kebanggaan. Kalau ini dibiarkan lama-lama para warung tradisional akan mati dalam arti kejiwaan dan semangat hidup," keluhnya.
Diakuinya memang sempat ada secercah harapan ketika masuknya pemerintahan Joko Widodo di dalam mengelola dan merombak tata tertib terhadap pedagang pasar (relokasi) di Jakarta, namun hal itu jauh dari ekspetasi untuk menciptakan suasana pasar nan nyaman. Para petugas yang mengaku bagian dari perawatan sering kali bertindak makin kelewatan dan meresahkan karena lebih banyak yang ilegal.
"Pedagang membayar sewa dan ongkos perawatan, tapi kios-kios malah enggak dirawat. Belum lagi penagih yang ilegal yang bekerja sama dengan pengelola. Jokowi sampai kapanpun bakal pusing dan nggak akan selesai ngurus PKL. Banyak basa basi, jadi udah ada mafianya," beber Ngadiran.
[wid]
BACA JUGA: