Agum: Kongres Pakai Voter Solo Harga Mati

Rabu, 20 Februari 2013, 08:19 WIB
Agum: Kongres Pakai Voter Solo Harga Mati
Agum Gume­lar
rmol news logo .Bekas Ketua Umum PSSI tahun 1999-2003, Agum Gume­lar, menyambut gembira sikap pemerintah untuk menyelesai­kan kemelut PSSI. Pertemuan KPSI, PSSI, KOI dan Menpora di­harapkan dapat menjadi tong­gak baru perkembangan sepak­bola nasional.

“Mudah-mudahan Kongres 17 Maret mendatang menjadi awal kebangkitan Indo­nesia menuju level Asia dan du­nia,’’ kata Agum dalam silatu­rah­mi dengan pim­pinan KONIDA di Jakarta kema­rin siang.

Agum mengatakan, pada awal­nya dia menaruh harapan besar atas terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa di So­lo, 2011. Setelah dari Solo, Djo­har menghadap Agum untuk me­minta masukan.

Agum kaget ketika Djohar be­lakangan memecat coach Alfred Riedl. Kemudian disusul dengan ketidakharmonisan dalam tubuh Exco yang berujung pada peme­catan La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan.

“Saya menyesalkan per­kem­ba­ngan itu. Inti dari nasihat saya ke­pada Djohar waktu itu adalah ti­dak ada lagi kubu Nirwan (Ba­krie) tidak ada lagi kubu Arifin (Pa­ni­goro), yang ada hanyalah ku­bu sepak bola Indonesia,” ujarnya.

Agum mengatakan, deadline 20 Maret 2013 bagi PSSI untuk menga­dakan kongres dengan peserta voters Solo sudah menjadi harga mati. Kalau deadline ini tidak di­taati, tambah Agum, FIFA  tidak akan ragu-ragu lagi menghukum Indonesia.

Karena itu, kata Agum, kepu­tusan yang dikeluarkan Menpora Roy Suryo juga harga mati. “Ti­dak ada lagi interpretasi terhadap surat FIFA. Tafsirnya tunggal, yaitu harus kongres biasa de­ngan voters Solo,” tegas Agum.

Meski sudah bertemu dan di­damaikan Menpora, tapi  masih ada yang mengganjal di tubuh PSSI.

Kemarin Sekjen PSSI Halim Mahfudz langsung ke Kuala Lumpur untuk meng­kon­sultasikan dan bertanya ke AFC. Seperti pe­san singkat yang disampaikan  Ha­lim Mahfudz, kemarin, kon­sul­tasi dengan AFC di­lakukan agar pelaksanaan kong­res tidak ada yang melang­gar Statuta PSSI.

Hasil perte­mu­an PSSI-KPSI yang dimedia­si kantor Kemen­pora, Senin (18/2) malam meng­amanatkan supaya digelar Kong­res PSSI di Jakarta, 17 Maret de­ngan menggunakan voter Solo.

Namun, PSSI ma­sih memper­tanyakan  pertemuan tersebut. Karena, berdasarkan rapat FIFA di Tokyo Jepang, Desember lalu, penyelesaian kon­flik persepak­bolaan nasional di­serahkan ke AFC.

“Langkah yang ditempuh, ber­beda dengan yang disampai­kan AFC kepada kami. Jadi saya harus berkoordinasi dengan AFC soal surat FIFA yang diterima Menpora itu,” kata Halim. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA