Ganda campuran yang selalu menjadi nomor andalan Indonesia mengalami keterpurukan. Kini, impian Indonesia untuk membawa gelar di nomor tersebut harus pupus, setelah dua wakilnya tersingkir di perempatfinal Korea Terbuka Superseries Premier 2013.
Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menjadi anÂdalan Indonesia harus angkat koper, setelah ditaklukan ganda Denmark, Joachim Fischer NielÂsen/Christinna Pedersen 19-21 dan 20-22. Ini membuat TonÂtoÂwi/Liliyana yang menempati ungÂgulan kedua gagal untuk meraih tiket semifinal.
Ini merupakan kekalahan kedua bagi Tontowi/Liliyana. SebelumÂnya, mereka juga takluk di babak perebutan medali peÂrunggu Olimpiade London 2012 lalu deÂngan skor 12-21, 12-21. SemenÂtara Tontowi/Liliyana terÂcatat perÂnah mengalahkan FisÂcher/PeÂdersen di Kejuaraan DuÂnia 2011, dengan skor 21-12 dan 21-13.
“Banyak kesalahan-kesalahan senÂdiri yang tidak perlu dilaÂkuÂkan, apalagi untuk pemain seÂkelas kami. Contohnya bola atas atau bola tanggung yang mudah diÂmatikan malah tidak bisa diÂmanÂfaatkan dengan baik. Kalau di awal permainan tidak apa-apa, kalau di saat kritis yang bahaya,†ungkap Liliyana seperti dilansir situs PBSI.
Sejak awal permainan, perÂolehan angka berlangsung ketat. Pada gim kedua, Tontowi/LiliÂyana sebetulnya sempat memimÂpin perolehan angka hingga 6-2. Namun Fischer/Pedersen yang bermain ngotot terus mengejar perÂolehan poin dan berhasil meÂnyamakan kedudukan menjadi 10-10. “Kami tidak bisa meÂmanÂfaatkan situasi saat unggul, tapi malah tertekan. Harusnya lawan yang ketinggalan yang tertekan,†ujarnya.
Liliyana mengatakan, kekaÂlahÂanya akibat rekannya kurang fit yakni terserang demam. “ToÂntowi sedang sakit demam, tadi kami hampir batal berÂtanÂding. Kondisinya mempengaruhi peÂnampilan kami di lapangan†ungÂkapnya.
Hal tersebut juga diamini TonÂtowi yang ditemui sesudah perÂtandingan. Dia mengaku, sejak maÂlam badannya mulai terasa tiÂdak enak, pagi tadi suhu tuÂbuhÂnya semakin tinggi dan merasa tidak kuat untuk turun di partai perempat final hari ini.
“Saya memang tadi demam. Tapi, setelah istirahat dan diurut agak mendingan dan memuÂtusÂkan untuk main. Tapi ini bukan alasan kekalahan kami, tapi keÂbanyakan karena banyak mati senÂdiri di lapangan,†kata Tontowi.
Nasib serupa juga dialami paÂsangan kakak beradik, Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth. Kido/Pia takluk dari wakil ThaiÂland, Sudket Prapakamol/SaraÂlee Thoungthongkam dengan skor akhir 21-17, 8-21 dan 18-21.
Dengan hasil ini, maka Indonesia hanya memiliki satu wakil lagi yang masih tersisa sampai semifinal yakni tunggal putra Sony Dwi Kuncoro. Sony meraih tiket semifinal, setelah mengalahkan pemain Jepang, Takuma Ueda 21-17 dan 21-15.
Selanjutnya, pemain kelahiran Surabaya ini akan ditantang unggulan keempat dari China, Du Pengyu yang mengalahkan pemain Rusia, Vladimir Ivanov 21-11 dan 21-8. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: