Diserang Demam, Owi/Butet Tumbang

Sony Berjuang Sendirian Di Korea Terbuka

Sabtu, 12 Januari 2013, 08:14 WIB
Diserang Demam, Owi/Butet Tumbang
Liliyana Natsir-Tontowi Ahmad
rmol news logo Ganda campuran yang selalu menjadi nomor andalan Indonesia mengalami keterpurukan. Kini, impian Indonesia untuk membawa gelar di nomor tersebut harus pupus, setelah dua wakilnya tersingkir di perempatfinal Korea Terbuka Superseries Premier 2013.

Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menjadi an­dalan Indonesia harus angkat koper, setelah ditaklukan ganda Denmark, Joachim Fischer Niel­sen/Christinna Pedersen 19-21 dan 20-22. Ini membuat Ton­to­wi/Liliyana yang menempati ung­gulan kedua gagal untuk meraih tiket semifinal.

Ini merupakan kekalahan kedua bagi Tontowi/Liliyana. Sebelum­nya, mereka juga takluk di babak perebutan medali pe­runggu Olimpiade London 2012 lalu de­ngan skor 12-21, 12-21. Semen­tara Tontowi/Liliyana ter­catat per­nah mengalahkan Fis­cher/Pe­dersen di Kejuaraan Du­nia 2011, dengan skor 21-12 dan 21-13.

“Banyak kesalahan-kesalahan sen­diri yang tidak perlu dila­ku­kan, apalagi untuk pemain se­kelas kami. Contohnya bola atas atau bola tanggung yang mudah di­matikan malah tidak bisa di­man­faatkan dengan baik. Kalau di awal permainan tidak apa-apa, kalau di saat kritis yang bahaya,” ungkap Liliyana seperti dilansir situs PBSI.

Sejak awal permainan, per­olehan angka berlangsung ketat. Pada gim kedua, Tontowi/Lili­yana sebetulnya sempat memim­pin perolehan angka hingga 6-2. Namun Fischer/Pedersen yang bermain ngotot terus mengejar per­olehan poin dan berhasil me­nyamakan kedudukan menjadi 10-10. “Kami tidak bisa me­man­faatkan situasi saat unggul, tapi malah tertekan. Harusnya lawan yang ketinggalan yang tertekan,” ujarnya.

Liliyana mengatakan, keka­lah­anya akibat rekannya kurang fit yakni terserang demam. “To­ntowi sedang sakit demam, tadi kami hampir batal ber­tan­ding. Kondisinya mempengaruhi pe­nampilan kami di lapangan” ung­kapnya.

Hal tersebut juga diamini Ton­towi yang ditemui sesudah per­tandingan. Dia mengaku, sejak ma­lam badannya mulai terasa ti­dak enak, pagi tadi suhu tu­buh­nya semakin tinggi dan merasa tidak kuat untuk turun di partai­ perempat final hari ini.

“Saya memang tadi demam. Tapi, setelah istirahat dan diurut agak mendingan dan memu­tus­kan untuk main. Tapi ini bukan alasan kekalahan kami, tapi ke­banyakan karena banyak mati sen­diri di lapangan,” kata Tontowi.

Nasib serupa juga dialami pa­sangan kakak beradik, Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth. Kido/Pia takluk dari wakil Thai­land, Sudket Prapakamol/Sara­lee Thoungthongkam dengan skor akhir 21-17, 8-21 dan 18-21.

Dengan hasil ini, maka Indonesia hanya memiliki satu wakil lagi yang masih tersisa sampai semifinal yakni tunggal putra Sony Dwi Kuncoro. Sony meraih tiket semifinal, setelah mengalahkan pemain Jepang, Takuma Ueda 21-17 dan 21-15.

Selanjutnya, pemain kelahiran Surabaya ini akan ditantang unggulan keempat dari China, Du Pengyu yang mengalahkan pemain Rusia, Vladimir Ivanov 21-11 dan 21-8. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA