Air Kolam Butek & Keruh, Atlet Renang Mengeluh

Kontingen Jabar Telantar Di Hotel Transit

Jumat, 07 September 2012, 08:19 WIB
Air Kolam Butek & Keruh, Atlet Renang Mengeluh
Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012
rmol news logo .Semrawutnya persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau terus berlan­jut. Para atlet renang yang akan berlomba mengeluhkan kondisi kolam renang yang terletak di Rumbai Sports Center.

Hal ini dirasakan para atlet renang DKI Jakarta yang telah tiba di Riau sejak hari Rabu (5/9). Yang paling banyak dikeluh­kan adalah kondisi air kolam yang tidak layak lom­ba kare­na kotor dan keruh.

“Para atlet yang akan mencoba kolam Rabu sore mengeluh kon­disi air yang tidak layak sama­se­kali. Airnya butek, keruh dan  mem­buat jarak pandang menjadi sulit,” kata Ketua Umum Peng­prov Persatuan Renang Seluruh In­donesia (PRSI) DKI Jakarta, Lukman Niode.

Lukman yang biasa disapa Lu­kie mengatakan, para atlet juga mengeluhkan soal ketidaksiapan panitia pelaksana untuk mem­per­­­siapkan  sarana menjelang ber­­­­­langsungnya perlombaan. “Se­harusnya saat atlet-atlet akan melakukan pengenalan venue, mereka sudah mendapatkan venue yang real atau sesung­guh­nya. Sekarang ini selain airnya ma­sih keruh, kolam juga sama se­kali tidak dipasang tali linta­san,” lanjut Lukie.

Padahal, cabang olahraga re­nang di ajang PON XVIII ini sa­ngat menjanjikan perlombaan yang menarik. Keran diikuti oleh perenang–perenang terbaik In­do­nesia. “Kita kan berharap para atlet kita dapat berlomba mak­si­mal dengan dukungan sarana yang ada,” kata Lukie.

“Kita memang mengerti ini kondisi PON XVIII ini minima­lis, tapi setidaknya harus ada  perhatian pada keselamatan dan kenyamanan atlet. Bagaimana pun mereka itu kan aset nasio­nal,” lanjut Lukie yang juga man­tan atlet renang nasional.

Tak hanya itu, dia juga me­ngeluhkan tidak dapat diguna­kannya secara maksimal kolam pendinginan (cooling-down) at­let di Rumbai. “Juga tingkat ke­dalaman air di kolam pertandi­ngan yang tidak maksimal hing­ga akan menyulitkan atlet tampil de­ngan kemampuan terbaik me­reka,” lanjutnya.

Dia berharap pada waktu tersi­sa menjelang lomba renang pada 9 September harus ada tindakan dari panitia pelaksana. “Techni­cal delegate dari PB PRSI harus mendesak panitia pelaksana ten­tang standarisasi minimal untuk sahnya suatu lomba. Terutama tentang air kolam,” katanya.

Sementara itu, kontingen Jawa Barat yang sudah tiba di Riau terlantar dan harus menginap se­mentara di hotel transit dengan bi­aya sendiri. Padahal, sebe­lum­nya telah melunasi pembayaran akomodasi ke PB PON.

“Kami sekarang terpaksa me­ngi­nap di hotel transit yang me­mi­l­iki fasilitas seadanya. Itu pun dengan biaya sendiri. Parahnya lagi, tadi ketika sampai di ban­dara, kamipun tak dijemput,” ka­ta Yeyen Rusyana selaku staf bi­dang umum Komite KONI Jabar di Pekanbaru.

Yeyen mengatakan, pihaknya sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan sehingga harus terlantar di hotel transit. “Kami ter­paksa harus menginap di hotel tran­sit karena penyambutan yang tidak ada. Kami pun tidak men­dapat fa­silitas antar jemput,” ka­ta­nya.

Yeyen mengaku tidak menge­tahui secara pasti sampai kapan akan menginap di hotel dengan fa­silitas serba terbatas itu. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA