Firda, Ragu-ragu Berbuah Kemenangan

Selasa, 31 Juli 2012, 09:21 WIB
Firda, Ragu-ragu Berbuah Kemenangan
Adriyanti Firdasari

rmol news logo Kemenangan Jadi Kado Ultah Ke-27 Buat Simon Tunggal putri Indonesia Adriyanti Firdasari berhasil memetik kemenangan di laga kedua Grup O Olimpiade London 2012. Satu-satunya wakil Merah Putih  di tunggal putri ini dipaksa bermain rubber game, sebelum menyudahi wakil Belarusia, Alesia Zaitsava 21-10, 16-21 dan 21-14.

Firda yang sebenarnya diung­gul­kan lolos dari Grup O ini  ber­main ragu-ragu dan takut menye­rang. Di game pertama, Firda mampu tampil lebih bebas deng­an mendikte lawannya dan ung­gul 21-10. Namun di game ke­dua, Firda menjadi lebih ragu-ra­gu sebelum menyerah 16-21.

Di game penentuan, pemain Pe­latnas Cipayung ini mampu bang­­kit dan memperbaiki per­mai­­nan. Meski  Zaitsava masih tam­pil percaya diri dan mampu unggul 11-8.

Disaksikan ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso dan Chef de Mission kontingen Indonesia Erick Thohir, Firdasari hanya mem­beri kesempatan lawannya menambah dua angka sebelum menutup pertandingan dengan kemenangan 21-14.

Di Grup O, Firdasari masih ha­rus menghadapi pemain Bul­ga­ria, Petya Nedelcheva untuk me­nen­tu­kan juara grup. Di pertan­dingan pertama, Nedelcheva mengalah­kan Zaitsava 21-7 dan 21-19.

“Game kedua saya terlalu ter­buru-buru padahal dia mainnya ha­nya menunggu saya melaku­kan kesalahan sendiri,” kata Firdasari.

“Dia sering memberi saya um­pan-umpan dan saya terpancing un­tuk mematikannya, tetapi saya ma­lah mati sendiri,” lanjut Firdasari.

Pelatih tunggal putri Pelatnas, Wong Tat Meng mengatakan, Fir­da masih perlu memperbaiki tem­po permainannya untuk meng­ha­dapi pertandingan berikutnya.

“Ini pertandingan pertamanya sejak sembuh dari cedera, tempo permainan kurang enak, pada per­tandingan berikutnya harus lebih baik,” ujar Wong yang ber­asal dari Malaysia itu.

Firdasari mengalami cedera pa­da telapak kaki kanannya se­hingga terpaksa tidak melanjut­kan pertandingan pada Indonesia Terbuka Super Series Premier bu­lan lalu.

Menurut Wong Tat Meng, tem­po permainan Firdasari pada ga­me pertama terlalu cepat, se­hing­ga pada game kedua pemu­li­han­nya menjadi terganggu.

Sementara itu, tunggal putra, Simon Santoso berhasil mengan­to­ngi kemenangan perdana, tepat dihari ulang tahunnya ke-27. Dia berhasil mengalahkan pemain Estonia, Raul Must dengan mu­dah 21-12 dan 21-8.

“Mungkin dirayakan dengan makan saja bersama teman dan pe­latih, kalau olimpiade sudah se­lesai baru bisa bepergian. Saat ini saya ingin jaga kondisi dan kon­sentrasi di pertandingan” kata Simon dilansir situs resmi PBSI.

Bagi Simon, ini merupakan Olim­piade pertamanya, wajar ka­lau atmosfer Olimpiade yang me­rupakan pesta olahraga dunia terakbar sempat membuat Simon gugup. Namun, tidak terlalu ber­pengaruh dan mengganggu per­mai­nannya di lapangan.

“Senang juga rasanya beru­lang tahun saat sedang berjuang di event sebesar olimpiade, ha­ra­pan saya semoga di sini bisa ber­main di penampilan terbaik saya. Tentunya ingin sekali jadi juara, namun perjalanan kesana masih jauh, tak mau berpikir ke­sana, yang penting tiap pertandi­ng­an bisa bermain bagus saja du­lu” ungkapnya.

Simon merupakan pemain pe­ringkat enam dunia dan salah sa­tu harapan Indonesia dalam me­raih medali, selain pasangan gan­da campuran Tontowi Ah­mad/Liliya­na Natsir. Simon berada di grup B dan telah mengantongi satu keme­nangan atas Raul Must dari Esto­nia, 21-12, 21-8. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA