RMOL. Keperkasaan bekas ratu tenis dunia asal Amerika Serikat Serena Williams berlanjut. SeteÂlah untuk kelima kalinya mereÂbut gelar Wimbledon, dia kemÂbali mempertahankan gelar turÂnamen Stanford Classic 2012.
Kemenangan adik kandung Venus Williams ini diraih, seÂteÂlah mengalahkan kompatriotnya Coco Vandeweghe 7-5 dan 6-3. Ini menjadi gelar keempat SereÂna di musim ini. Sebelumnya, dia juga berhasil mengangkat troÂÂfi Family Circle Cup, Madrid Terbuka, dan Wimbledon 2012.
Padahal, Serena sempat meÂngalami jet leg, setelah terÂbang dari London ke CaliÂfornia. Tapi, dia tampil cukup gemilang dengÂan menyudahi permainan VanÂdeÂweghe.
Di laga tersebut, dia lebih meÂngandalkan servis keras. TerÂbukti, Vandeweghe berhasil meÂlakukan 20 kali aces, namun juga membuat 25 kali kesalahan.
“Saya tidak menampilkan perÂmainan terbaik, tapi mampu seÂlamat dari kekalahan dan itu beÂnar-benar membantu saya seÂkaÂli,†tandas Serena seperti dikutip Eurosport.
Atas kemenangan tersebut, SeÂrena mengaku semakin percaÂya diri untuk mewakili negaraÂnya di ajang Olimpiade London yang digelar akhir Juli, mendaÂtang. Dia bertekad akan memÂbaÂwa pulang medali emas partai tungÂgal putri yang belum pernah diraihnya.
“Kemenangan ini sangat berÂarti buatku, tapi saya tidak dapat meletakkan semua harapan dan mimpi tentang hal itu (meÂraih medali emas Olimpiade). Tapi itu akan sangat berarti. Saya ingin mencoba untuk mendapatÂkan satu (medali emas di nomor tunggal putri),†katanya.
Seperti diketahui, sepanjang kariernya di tenis profesional, SeÂrena belum pernah sekalipun meÂnyumbang medali emas tungÂgal putri untuk AS. Sementara sang kakak, Venus pernah meÂraih meÂdali emas di nomor tungÂgal putri pada Olimpiade Sydney 2000.
Meski begitu, Serena pernah meraih medali emas nomor ganÂda putri bersama Venus di OlimÂpiade 2000 dan 2008.
Di tempat terpisah, petenis puÂtra andalan AS, John Isner berÂhaÂsil menjuarai ATP Hall of FaÂme Championships, setelah meÂnakÂlukan petenis Australia, LleyÂton Hewitt 7-6 dan 6-4.
“Ini merupakan pertandingan besar bagi saya. Ini untuk perÂÂtaÂma kalinya bagi saya memÂperÂtahankan gelar,†ujar unggulan utama dari Amerika itu.
Kemenangan Isner ini sekaliÂgus mengakhiri rekor belum terkalahkan atas Hewitt dalam kariernya di final lapangan rumÂput dengan mencatat 7-1. Namun di sisi lain, dengan kehadirannya pada turnamen ini, peringkat HeÂwitt bisa melejit dari 233 menÂjadi 151.
Penampilannya itu juga meÂrupakan pendongkrak semangat dalam persiapannya menuju OlimÂpiade di Wimbledon. PeteÂnis berusia 31 tahun itu akan berÂmain di nomor tunggal dan tamÂpil sebagai petenis wildcard.
“Latihan terbaik adalah berÂtanding. Bagi saya, ini adalah latiÂhan sebelum berlaga di OlimpiaÂde London,†kata Isner. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: