Pada pertemuan di lantai 12 Gedung KONI Pusat itu, mereka langsung diterima Ketua dan Wakil Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman dan Inugroho. Dari kubu La Nyalla, hadir Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla dan Rahim Soekasah.
Mereka didampingi anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Tonny Aprilani, Hardi Hasan, CEO PT Liga Indonesia (LI) Joko 'Jodri' Driyono, acting Sekjen PSSI Tigorshalom Boboy, dan Direktur Media PSSI Azwan Karim. Dari pihak Djohar, hadir Sekjen Tri Goestoro, Hadiyandra, Sarluhut, dan Mursyid WK.
Sesuai agenda, pertemuan itu membicarakan kondisi terkini dan hasil pertemuan dua kepengurusan PSSI dengan tim investigasi AFC yang berujung pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berisi opsi-opsi penyelesaian kisruh sepakbola Indonesia.
Hasilnya positif. Seperti disampaikan Tono seusai pertemuan, KONI dan dua kepengurusan PSSI bersepakat patuh kepada MoU yang telah diteken bersama di hadapan tim investigasi AFC di Kuala Lumpur, Malaysia.
KONI pun berjanji memfasilitasi dan mengawal pelaksanaan MoU itu. Bahkan, KONI siap membantu proses pembentukan Joint Committee (JC) sesuai isi salah 1 butir MoU itu. "Kami telah bersepakat, apa yang tertuang dalam MoU akan kami hormati dan laksanakan. Dan, KONI sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia, termasuk PSSI, akan memfasilitasi pelaksaan MoU itu sampai tugas akhirnya menggelar kongres pada 24 September 2012," beber Tono.
Seusai pertemuan dengan KONI Pusat, rombongan La Nyalla langsung menghadap Kemmengpora di lantai 10 Gedung Mennegpora. Mereka langsung diterima Mennegpora Andi Mallarangeng.
Andi tak ingin ada pihak yang memelintir isi dari MoU itu. Andi berharap semua pihak hanya merujuk pada MoU yang ditandatangani kedua belah pihak bila terjadi perdebatan.
"Kami ingin MoU itu diimplementasikan dengan baik, benar, dan konsisten oleh kedua kepengurusan PSSI. Kami akan mengawal, memantau, tapi tidak akan mencampuri terkait pelaksanaan MoU itu," ujar Andi.
"Poin-poin dari MoU itu sudah jelas. Kalau ada intrepetasi dari pihak manapun, kami ingin agar dikroscek langsung dengan MoU yang benar. Jangan cuma katanya, itu berbahaya dan bisa memperkeruh kondisi sepakbola indonesia yang mulai damai. Intinya, versi MoU itu hanya 1, yaitu yang ditandatangani kedua kepengurusan PSSI," tegas Andi lebih lanjut.
[arp]
BERITA TERKAIT: