Lupakan Tragedi 2008

Jelang Final Liga Champions

Jumat, 18 Mei 2012, 09:06 WIB
Lupakan Tragedi 2008
Didier Drog­­ba
RMOL.Jelang duel final Liga Champions lawan tuan rumah Bayern Muenchen di Allianz Arena, Minggu (20/5), Chelsea ingin melupakan tragedi 2008.

Striker Chelsea, Didier Drog­­ba menegaskan, bakal melupakan kegagalan final Liga Champions 2008. Pada saat itu, The Blues ga­gal mengangkat trofi juara sete­lah dikalahkan Manchester Uni­ted melalui drama adu penalti di Moskwa, Rusia. Kini, Drogba, pemain timnas Pantai Gading, optimis Chelsea bisa mendapat kesempatan juara di musim ini.

“Setelah Moskwa, kami ber­pikir akan bisa melaju ke final di tahun berikutnya. Tapi ini Liga Champions, sulit untuk menca­pai final. Menurut saya, itu me­nunjukkan kami memang pantas berada di sini sekarang,” ujar Drog­ba.

“Saya banyak mendapatkan kekecewaan, juga memperoleh mo­men hebat di final. Karena itu, saya berusaha meyakinkan rekan-rekan satu tim, ini akan menjadi final yang luar biasa,” katanya.

Drogba juga menegaskan, dia tidak ingin kembali mengenang ke­gagalan di Moskwa pada final akhir pekan ini. “Tidak bagus membicarakan masa lalu, karena kami sedang berada di momen hebat sekarang,” kata Drogba.

Pada kesempatan sama, Frank Lampard mengatakan, kekuatan paling berbahaya Bayern Muen­chen terletak di lini depan teru­tama para penyerang dan pemain sayap.

Rencananya, tim skuad Ro­ber­to Di Matteo akan mengerahkan segala upaya guna memak­simalkan peluang mereka me­me­nangi Liga Champion untuk kali pertama. Soalnya, selain me­reka tampil di depan pendukung mayoritas Muenchen, The Blues juga kehilangan sejumlah pema­in penting.

Di Matteo tidak bisa membo­yong John Terry, Branislav Iva­novic, Ramires, dan Raul Meire­les ke Fussball Arena. Tanpa ke­empat pemain tersebut Chelsea tentu akan mengalami kesulitan dan butuh persiapan matang un­tuk memak­simalkan pemain yang tersedia.

Bagi Lampard, ancaman uta­ma FC Hollywood terletak di ba­ri­­san depan. Ujung tombak Ma­rio Gomez, dua pemain sayap Arjen Robben dan Frank Ribery merupakan tiga senjata memati­kan yang dimiliki Muenchen.

“Kami akan mempelajari per­mainan mereka dari rekaman vi­deo untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka. Kami harus coba menghadapi kekua­tan mereka,” kata Lampard.

Sementara itu, kapten Bayern Muenchen, Philipp Lahm mene­gas­kan, tim Bavaria itu harus mengalahkan Chelsea bila ingin dianggap sebagai bagian dari generasi emas klub.

Bayern ingin mengangkat trofi kompetisi elit antarklub Eropa itu sejak terakhir kali pada 2001. Lahm menjadi bagian dari Ba­yern ketika dikalahkan Inter Mi­lan pada final di Madrid 2010.

“Anda membutuhkan sebuah ge­lar internasional jika ingin men­jadi bagian dari generasi emas,” ujar Lahm kepada wartawan.

“Anda tentu ingin mengangkat trofi ketika tampil di final. Tentu saja akan sangat menyenangkan bila bisa menjadi orang pertama yang mengangkat trofi itu,” ujar­nya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA