RMOL. Pelatih Timnas U-23 Aji SanÂtoso menerima dengan lapang dada sanksi dari FIFA. Aji SantoÂso didenda sebesar 6.000 franc Swiss atau setara Rp 60 juta dan larangan mendampingi tim sebaÂnyak empat laga FIFA karena terÂbukti mengeluarkan kalimat yang tak pantas.
Aji menÂdapat sanksi terkait kartu merah yang diterimanya daÂlam pertandingan terakhir Pra Piala Dunia saat Indonesia diÂbanÂtai 0-10 oleh tuan rumah BahÂrain 29 Februari lalu.
“Sanksi itu saya terima dengan jiwa besar. Yang penting baÂgi saya bisa mengambil pelajaÂran dari kejadian di Bahrain itu,†ungkapnya.
Sanksi tersebut tertuang dalam surat FIFA. Sanksi kepada eks pelatih Persebaya Surabaya dan Persisam Samarinda ini ditetapÂkan karena dia terbukti melontarÂkan pernyataan yang menuding ada suap kepada perangkat perÂtanÂdingan Bahrain-Indonesia.
Alhasil Aji Santoso dikenakan sanksi sesuai pasal 48 kode diÂsiplin FIFA terkait pernyataan menyerang perangÂkat pertanÂdingan. Saat itu, asisten wasit BiÂrak Ziad memÂbeÂritahu wasit AnÂdre Al-Haddad bahwa Aji teÂlah mengeluarkan perÂnyaÂtaan yang menyerang, seÂhingga Aji diganjar karÂtu merah.
Sementara mengenai ketidakÂhaÂdiran para pemain Indonesia Super League (ISL) ke timnas, Aji tidak mau berkomentar. TuÂgasnya, kata Aji, hanya memperÂsiapÂkan timnas sebagai program PSSI-Djohar Arifin.
“Mau datang atau tidak bukan urusan pelatih.Tugas saya hanya mempersiapkan tim,â€tegasnya saat dihubungi kemarin.
Aji mengaku hanya ingin lebih fokus kepada program timnas U-23 yang diproyeksikan tampil di SEA Games 2013 di Myanmar. Dan beberapa event lainnya seÂperti melawan Inter MiÂlan, 24 Mei 2012 mendatang.
Pelatnas dijadwalkan akan dimulai 22 April di Batu MaÂlang. Dari 38 pemain, nantiÂnya diambil 22 hingga 24 peÂmain untuk melawan Inter MiÂlan.
Masalahnya, para pemain ISL yang dipanggil PSSI-Djohar Arifin untuk memperkuat TimÂnas, tak dilepas klubnya. Ada keÂsan, klub-klub ISL kecewa kaÂrena pernah dianggap ilegal oleh PSSI-nya Djohar.
Tawaran kubu Djohar yang memanggil pemain ISL dinilai terlambat, apalagi KoÂmite PeÂnyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) sudah mengÂgelar KLB untuk memilih pengÂurus PSSI yang baru.
Kalau Timnas PSSI-nya DjoÂhar tidak diperkuat pemain terÂbaik dari ISL, sulit dibayangkan bagaimana hasil akhirnya saat menghadapi Inter Milan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: