RMOL. Persatuan Sepak bola SeluÂruh Indonesia (PSSI) tidak mau disalahkan jika nanti Federasi Sepak bola Dunia (FIFA) menÂjatuhkan sanksi kepada IndoÂnesia.
FIFA sebelumnya meminÂta PSSI menggelar Kongres TaÂhunan sebelum 20 Maret 2012, dan seÂgera menyelesaikan kisruh inÂternal seperti dualisme komÂpetisi sepak bola.
Permintaan menggelar KongÂres Tahunan sudah dilaksanakan PSÂSI, 18 Maret lalu di PalangÂkaÂÂraya, Kalimantan Tengah. Tapi dualisÂme kompetisi sampai saat ini maÂsih berlanjut. Bahkan maÂsalah maÂkin rumit dengan adaÂnya PSSI tanÂdingan versi KoÂmiÂte Penyelamat Sepak bola IndoÂnesia (KPSI).
“Khalayak sepak bola harus tahu, bahwa kewajiban seluruhÂnya sudah dipenuhi PSSI. Jadi kaÂlau ada ganjaran banned, maaf kata, saya sampaikan PSSI tidak bertanggung jawab,†tegas Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Luar Negeri PSSI Rudolf Yesayas.
Menurut Yesayas, kewajiban PSSI diantaranya melakukan rekonsiliasi dengan peserta Liga Super Indonesia (LSI).
Pertama, PSSI mengirimkan para utusanÂnya untuk melakukan pendekeÂtan dengan klub-klub tersebut taÂpi bertepuk sebelah tangan SeÂlanÂjutnya, pada 14 Maret hampir seÂmua pengurus klub LSI menolak undangan rekonsiliasi PSSI. HaÂnya Persib Bandung yang meÂngirimkan wakilnya.
Sementara itu, PSSI versi KPSI menerbitkan revisi maniÂfesto baru. Hal tersebut terungÂkap dalam rapat perdana PSSI versi KPSI yang dipimpin Ketua Umum, La Nyalla Mahmud MatÂÂtaliti dan Wakil Ketua Umum, Rahim Soekasah.
Menurut La Nyalla, penyeÂmÂpurnaan Statuta PSSI akan diÂfokuskan pada tiga hal utama. Di antaranya, masalah keÂdaulatan anggota, struktur organisasi PSSI, dan pengamÂbilan keputuÂsan. Revisi ini akan disampaikan kepada AFC, FIFA dan masyaÂraÂkat luas.
Hadirnya PSSI tandingan membuat kondisi sepakbola nasional kian runyam. Entah sampai kapan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: