Alasannya karena SingaÂpura pemain belakangnya meÂmiÂliki postur yang cukup tinggi yang bisa menyulitkan lini depan Indonesia. Hal itu ditegaskan Asisten Pelatih U-23 Indonesia Widodo CahyoÂno Putro di JakarÂta, kemarin.
“Jangan ada umpan lambung atau silang yang terlalu tinggi. Bisa mendatar tapi sifatnya kenÂcang. Singapura memiliki bek-bek berÂpostur cukup tinggi yang bisa menyulitkan kita, begitu juÂga Thailand dan juara bertahan MaÂlaysia. Anak-anak wajib meÂÂÂÂmainÂkan pola sesuai dengan skeÂma dan kemampuan,†sebut Widodo.
Pernyataan Widodo tersebut dibuktikan dengan latihan yang dilakukan oleh para pemain InÂdonesia terutama pada sesi game yang dilakukan Yongki Aribowo dan kawan-kawan. MenggunaÂkan setengah lapangan, tim asuÂhan Rahmad Darmawan memÂpeÂragakan pola permainan pendek merapat dengan bola-bola menÂdÂatar dan cepat.
Seperti diketahui, setelah berÂpesta pora pada partai perdana, tim Merah Putih harus berjuang keras menghadapi tiga laga sisa, yakni kontra Singapura (11/11), Thailand (13/11) dan Malaysia (17/11), di stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Wiwid, sapaan Widodo meÂnyeÂÂbut Singapura jauh lebih baÂgus dari Kamboja. Selain memiÂliÂÂki penyerang yang andal, mereÂka juga diperkuat oleh pemain-peÂmain belakang yang sangat disiplin. “Singapura ternyata leÂbih memperhatikan lini belaÂkangÂnya. Mereka benar-benar diÂsiÂplin saat menyerang maupun berÂtahan,†jelasnya.
Anak asuhnya memang diinÂstrukÂsikan untuk lebih memaÂtangÂkan kerjasama dan meningÂkatÂÂkan efektivitas.
“Jika berbicara ideal, tentu saÂtu peluang satu gol. Namun kita harus mengerti kondisi anak-anak yang kadang masih terbawa nafsu. Karena itulah kami fokus pada penyelesaian akhir secara efektif,†tukas Wiwid.
Dalam sesi latihan sore kemaÂrin, empat amunisi tajam IndoneÂsia, Lukas Mandowen, FerdiÂnand Sinaga, Titus Bonai dan PaÂtrick Wanggai berlatih terpisah. MereÂka di drill oleh pelatihnya baÂgaiÂmana melakukan variasi serangan di depan gawang lawan.
Mereka menghadapi langsung satu gawang khusus. KeempatÂnya terlihat melakukan beberapa variasi kombinasi untuk memakÂsimalkan peluang di depan gaÂwang. Kuartet ini berulangkali meÂmertontonkan alternatif seraÂngan yang membuat situasi tidak monoton.
Widodo kadangkala memaÂsang duet, bahkan memperagaÂkan strategi tridente.
Menurut Widodo, menghadapi laga selanjutnya, anak asuhnya memang diinstruksikan untuk lebih mematangkan kerjasama dan meningkatkan efektivitas. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: