Khan yang baru saja merebut gelar juara dunia Welter ringan versi IBF itu mengaku, dÂiÂleÂcehÂkan ketika seÂdang diinterogasi oleh petugas imigrasi airport. BahÂkan, saat beÂrada di ruang tunggu Airport Los Angeles, dia disuguhi makanan berupa daging babi.
“Mereka membawa makanan daging babi, padahal mereka tahu saya adalah seorang Muslim. MeÂreka juga menahan saya daÂlam ruang tungÂgu selama lebih dari dua jam unÂtuk bertanya mengenai paman saya dan saya,†tulis Khan meÂlalui account Twitter-nya.
Menurut Khan, petugas imigrasi bandara arogan dan tidak proÂfesÂsional. “Mereka tidak tahu baÂgaiÂmana berbicara dengan orang,†ujarnya.
Tidak hanya di Amerika, Khan juga masih dihantui tindakan raÂsisme di negaranya sendiri, IngÂgris, karena warna kulit dan keÂyaÂkinan yang dianutnya.
“Kadang-kadang warna kulit membuat perÂbedaan. Saya yakin sekali jika saya seorang petinju Inggris berÂkulit putih mungkin saya akan menjadi superstar di Inggris dan duÂnia,†ujar petinju berusia 23 tahun itu.
Petinju kelahiran Bolton, Inggris itu juga mengaku menjadi sasaran rasis sejak kekalahan profesional pertamanya dari petinju Breidis Prescott asal KoÂlombia, September 2009.
“Setelah kalah dari Prescott, orang-orang berkata, ’Dia sudah seÂlesai’. Ada komentar rasial yang mereka buat. Jika Anda menuju ke message board dan forum chatting seÂlalu ada orang yang memasukkan sentimen agama dan rasis,†lanjutnya.
Namun, lanjut Khan, hal itu justru membuatnya lebih kuat. Meskipun dia meÂrasa sakit hati oleh tindakan rasis yang dialaÂminya, petinju Muslim ini bangÂga bisa meÂwakili Inggris di panggung tinju internasional.
“Saya bangga menjadi orang Inggris. Saya bertanding ke OlimÂpiade untuk Inggris Raya dan memenangkan medali untuk Inggris Raya,†pungkasnya. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: