Pajak Bonus Atlet Terlalu Membebani

Rabu, 29 Desember 2010, 06:20 WIB
Pajak Bonus Atlet Terlalu Membebani
ilustrasi, atlet
RMOL. Besarnya pajak yang harus di­bayarkan Kementerian Pe­muda Dan Olahraga (Ke­men­po­ra) untuk bonus atlet dan mantan atlet berprestasi cukup mem­bebani. Akibatnya, jatah bonus bagi me­reka menjadi berkurang.

Hal itu ungkapkan Menpora, Andi Mallarangeng saat pem­be­ri­kan penghargaan kepada atlet berprestasi di ajang Asean Beach Games 2010, Paralympic Games dan Mantan Altel Berprestasi di Jakarta.

Andi mencontohkan, pada pem­berian bonus atlet Asian Ga­mes 2010, dari total bonus atlet Rp 45 miliar, pajak yang harus di­bayar sebesar Rp 15 miliar se­hingga dana total yang harus dikeluarkan menjadi Rp 60 miliar.

“Kendala ini terus kita pi­ki­r­kan, kami berharap, ke depan pajak untuk bonus ini bisa di ku­rangi atau dihilangkan sama-se­kali. Kalau tidak, kasihan me­reka, terlalu banyak po­tonga­n­nya. Kalau sudah begini dimana bentuk penghargaannya,” kata Andi.

Untuk itu, Menpora telah mengi­rimkan surat permohonan pa­da Kementerian Keuangan gu­na meninjau kembali penetapan pa­jak untuk bantuan dunia olah­raga. Kondisi tersebut juga ber­im­bas pada program pemberian unit rumah bagi mantan atlet berprestai. Untuk tahun lalu, ke­menpora memberikan 100 unit, maka tahun ini hanya sanggup 75 unit rumah.

Selain pajak untuk bonus, Andi juga berharap, cabang-ca­bang olahraga yang dikenakan pajak hiburan seperti Bowling, Biliar dan Golf kembali ditinjau. Akibat penetapan pajak yang tinggi, olahraga tersebut menjadi mahal, akibatnya regenerasi atletnya minim.

“Mana ada anak-anak main Golf, biayanya mahal, pera­la­tan­nya mahal, akibatnya re­ge­ne­ra­sinya minim. Begitu juga Biliar, inikan olahraga, masa dikenakan pajak hiburan, gimana bisa maju,” ujar bekas jubir presiden itu.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA