Hal itu ungkapkan Menpora, Andi Mallarangeng saat pemÂbeÂriÂkan penghargaan kepada atlet berprestasi di ajang Asean Beach Games 2010, Paralympic Games dan Mantan Altel Berprestasi di Jakarta.
Andi mencontohkan, pada pemÂberian bonus atlet Asian GaÂmes 2010, dari total bonus atlet Rp 45 miliar, pajak yang harus diÂbayar sebesar Rp 15 miliar seÂhingga dana total yang harus dikeluarkan menjadi Rp 60 miliar.
“Kendala ini terus kita piÂkiÂrÂkan, kami berharap, ke depan pajak untuk bonus ini bisa di kuÂrangi atau dihilangkan sama-seÂkali. Kalau tidak, kasihan meÂreka, terlalu banyak poÂtongaÂnÂnya. Kalau sudah begini dimana bentuk penghargaannya,†kata Andi.
Untuk itu, Menpora telah mengiÂrimkan surat permohonan paÂda Kementerian Keuangan guÂna meninjau kembali penetapan paÂjak untuk bantuan dunia olahÂraga. Kondisi tersebut juga berÂimÂbas pada program pemberian unit rumah bagi mantan atlet berprestai. Untuk tahun lalu, keÂmenpora memberikan 100 unit, maka tahun ini hanya sanggup 75 unit rumah.
Selain pajak untuk bonus, Andi juga berharap, cabang-caÂbang olahraga yang dikenakan pajak hiburan seperti Bowling, Biliar dan Golf kembali ditinjau. Akibat penetapan pajak yang tinggi, olahraga tersebut menjadi mahal, akibatnya regenerasi atletnya minim.
“Mana ada anak-anak main Golf, biayanya mahal, peraÂlaÂtanÂnya mahal, akibatnya reÂgeÂneÂraÂsinya minim. Begitu juga Biliar, inikan olahraga, masa dikenakan pajak hiburan, gimana bisa maju,†ujar bekas jubir presiden itu.
[RM]
BERITA TERKAIT: