Triyaningsih Gagal Raih Medali Penutup

Rita: Atlet-Atlet Indonesia Terlalu Cemas

Minggu, 28 November 2010, 06:15 WIB
Triyaningsih Gagal Raih Medali Penutup
RMOL. Pelari jarak jauh andalan Indonesia, Triyaningsih gagal mempersembahkan medali di hari terakhir Asian Games XVI/2010 Guangzhou, China. Pelari asal Salatiga itu hanya mampu finis keempat pada nomor marathon 42,2 kilometer yang digelar di Triathlon Venue Guangzhou, kemarin.

Triyaningsih yang me­ngenakan nomor 313 me­rupakan salah satu ha­rapan merah putih un­tuk mendulang me­da­li emas. Namun, dia ha­nya mampu finis ke­emp­at dengan catatan waktu 2:31:48 detik, sedangkan me­dali emas dan perak diborong atlet tuan rumah China, Zhou Chu­nxiu (2:25:00 detik) dan Zhu Xiao­lin (2:26:35 detik). Se­dang­kan medali perunggu digondol atlet asal Korea Utara, Kim Kum Ok (2:27:06 detik).

Pada final lari jarak jauh di hari terakhir tersebut, Tri­ya­ning­sih tampil beda saat melakukan start. Tidak seperti biasanya, pe­lari andalan Indonesia itu me­nge­­nakan penutup kepala (keru­dung) warna coklat pada saat me­­lakukan start. Namun pada per­­te­nga­han lom­ba, pelari ber­ku­lit hi­tam manis itu me­lepas penutup ke­pa­la­nya dan kembali deng­an tam­pilan rambut ekor kuda.

Sebelum finis di no­mor empat, pe­rempuan kelahiran 15 Mei 1987 itu sempat melejit dan me­mimpin lomba sekitar satu ki­lo­meter, namun kembali diambil alih oleh duet China Zhou Chun­xiu dan Zhu Xiaolin.

Keputusannya untuk me­la­ku­kan ‘break‘ mengejar pelari ter­de­pan mengakibatkan energinya ter­kuras dan selanjutnya tercecer dari rombongan terdepan yang ter­sisa tiga pelari. Trianingsih pun tidak mampu mengejar kem­bali pelari di depannya hingga ke garis finis.

“Saya mohon maaf pada se­lu­ruh masyarakat Indonesia tidak bi­sa menyumbangkan me­­dali. Saya sudah tam­pil mak­simal, mereka cu­kup kuat,” ujar Tria­ning­sih seusai per­tandingan.

Atas hasil tersebut, In­donesia ti­dak berubah be­rada di posisi ke-15 dengan torehan me­dali em­pat emas, sembilan pe­rak dan 13 perunggu dengan to­tal 26. Un­tuk tingkat Asia Teng­gara, In­donesia kalah dari Thailand dan Malaysia yang masing-masing me­norehkan 11 emas dan sem­bi­lan emas. Se­dang­kan posisi pun­­cak dipegang tuan rumah Chi­na dengan to­re­han 199 emas, 119 perak dan 98 perunggu, disusul Korea Selatan (76 emas) dan Jepang (48 emas).

Sementara itu, Ketua Umum KONI/KOI, Rita Subowo me­nyatakan tingkat kecemasan atlet cukup tinggi lantaran tidak ter­ca­pai­nya prediksi raihan medali emas dari cabang-cabang ung­gu­lan. Menurutnya, karena per­saing­an di ajang Asian Games kali ini cu­kup ketat terutama dari tuan ru­mah China, Korea dan Je­pang yang berada di tiga besar peraih medali.

“Kecemasan membuat atlet men­jadi tidak optimal, dan itu sa­ngat wajar karena mereka ingin mempersembahkan yang ter­baik bagi Indonesia,” katanya.

Rita mencontohkan, atlet yang me­miliki beban berat seperti ke­ga­galan wushu dari Lindswell, na­mun hanya perak. Begitu juga, ka­rateka Umar Syarief yang di­ha­rapkan emas juga gagal dan ha­nya mampu perak.

“Mereka yang diprediksi me­raih medali ada yang gagal, ada pula yang sesuai target. Be­be­rapa atlet yang tidak ditarget me­dali justeru bisa menyumbang me­dali, artinya mereka masih bisa memaksimalkan kemam­puan­nya,” paparnya.

Namun secara umum, kata Ri­ta, raihan medali Kontingen In­do­nesia mengalami peningkatan. Yak­ni dari dua emas, tiga perak dan 15 perunggu di Asian Games XV/2006 di Qatar menjadi em­pat emas, sembilan perak dan 13 perunggu di Asian Games XVI/2010.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA