DFW Indonesia:

KKP Perlu Konsisten Lakukan Pengendalian Penangkapan Ikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Senin, 22 Desember 2025, 00:55 WIB
KKP Perlu Konsisten Lakukan Pengendalian Penangkapan Ikan
Ilustrasi. (Foto: Dokumentasi RMOL/Istimewa)
rmol news logo Pemerintah perlu melakukan pengendalian penangkapan ikan di wilayah perairan Indonesia. Pengendalian penangkapan ikan dilakukan dengan menggeser  kebijakan penangkapan ikan di laut, bukan lagi berorientasi pada volume, tapi produk yang berkualitas dan mempunyai nilai tambah. 

Hal itu disampaikan Direktur Program Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Imam Trihatmadja saat merespons semakin meningkatnya kesadaran konsumen perikanan atas produk perikanan yang berkualitas. 
 
“Pengendalian ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendataan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, dan penangkapan ikan yang lebih terukur,” ucap Imam dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu, 21 Desember 2025.

Ia mengatakan upaya pemerintah Indonesia melalui Kementerian dan Kelautan untuk mengendalikan penangkapan melalui Penangkapan lkan Terukur (PIT) merupakan kebijakan strategis bagi perikanan nasional. 

"KKP perlu secara konsisten melakukan pengendalian penangkapan ikan mengingat tekanan terhadap sumberdaya ikan kini makin nyata" tegas Imam. 

Lanjut dia, Laut Arafura merupakan salah satu fishing ground favorit yang menjadi lokasi penangkapan ikan skala industri maupun kapal tradisional. Menurut data, potensi lestari cumi-cumi di Arafura saat ini adalah 9.212 ton, tangkapan yang diperbolehkan 7.370 ton, sedangkan produksi cumi tahun 2022 mencapai 14.328 ton. 

"Penangkapan cumi-cumi di Arafura sudah melebihi potensi lestari dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Rem tangan perlu segera ditarik di Arafura" jelasnya.

Imam juga menyoroti kegiatan penangkapan ikan yang perlu ditopang oleh armada yang lebih modern. 

"Dari dulu wacana modernisasi kapal penangkapan ikan selalu menjadi rekomendasi kajian, tapi belum dilaksanakan secara serius" ungkapnya. 

Sambungnya, saat ini efisiensi penangkapan ikan, keselamatan operasi penangkapan ikan, higienitas dan mutu menjadi tantangan produk perikanan Indonesia di pasar global. 

“Modernisasi kapal atau armada penangkapan ikan perlu disiapkan secara matang dengan model pengelolaan yang melibatkan kelompok nelayan, koperasi dan pelaku usaha perikanan" bebernya.

Imam mengingatkan bahwa karakteristik perikanan skala kecil yang menjadi kekuatan perikanan Indonesia saat ini perlu lebih diintervensi dan konsolidasikan agar naik kelas. 

“Wajah perikanan Indonesia yang selama ini kumuh, kotor dan tidak tertata perlu dirubah dengan modernisasi kapal dan alat tangkap, pembangunan kampung nelayan, dan pelabuhan perikanan yang modern" pungkasnya. rmol news logo article      


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA