Korban Banjir Padang Mulai Tempati Huntara Kampung Nelayan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 18 Desember 2025, 14:57 WIB
Korban Banjir Padang Mulai Tempati Huntara Kampung Nelayan
Huntara yang ditempati korban banjir di Kampung Nelayan Padang (Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden)
rmol news logo Warga yang menjadi korban banjir bandang di Kota Padang kini mulai menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kota Padang di kawasan Kampung Nelayan, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tengah. 

Kehadiran huntara tersebut menjadi solusi sementara bagi para pengungsi sembari menunggu proses pemulihan dan pembangunan hunian permanen.

Salah seorang warga terdampak, Masrizal, asal Guo, Kecamatan Kuranji, mengungkapkan bahwa fasilitas dan bantuan yang tersedia di huntara Kampung Nelayan telah mencukupi kebutuhan dasar pengungsi. 

Meski demikian, ia menuturkan bahwa kehilangan rumah akibat terjangan banjir bandang masih menjadi beban tersendiri bagi para korban.

“Nyaman. Bantuan lancar, cukup. Tidak ada yang kurang, cuma rumah,” kata Masrizal, seperti dikutip Kamis, 18 Desember 2025. 

Pemerintah Kota Padang sendiri menyiapkan sebanyak 80 unit hunian sementara di Kampung Nelayan. 

Setiap unit memiliki ukuran 6 x 6 meter dan dilengkapi dua kamar tidur, sehingga dinilai cukup memadai untuk ditempati oleh keluarga korban bencana selama masa transisi.

Tak hanya itu, huntara tersebut juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang untuk menunjang aktivitas sehari-hari penghuninya. 

Di dalam setiap unit tersedia tempat tidur, ruang tamu dengan kursi dan meja, ruang tengah yang dilengkapi meja makan sederhana, kipas angin, serta dapur dengan kompor dan tabung gas. 

Ketersediaan air bersih dari sumur dan aliran listrik juga telah dipastikan berjalan dengan baik.

Masrizal kini menempati huntara tersebut bersama istri dan seorang anaknya. Ia mengakui, kondisi tempat tinggal sementara itu cukup nyaman, terutama karena pasokan air bersih dan listrik tersedia tanpa kendala.

Pengungsi lainnya, Reni Suherni, warga Guo Kuning, juga menyampaikan penilaian serupa. Reni yang baru satu hari menempati huntara di Koto Tengah menilai tempat tersebut jauh lebih nyaman dibandingkan harus bertahan di posko pengungsian.

“Lumayan, airnya bersih. Udah ada bantuan (logistik), udah disediakan,” ujar Reni.

Meski masih merasakan suasana yang asing dan belum sepenuhnya pulih dari kehilangan rumahnya yang tersapu banjir bandang, Reni berharap pemerintah dapat segera merealisasikan pembangunan kembali rumah bagi para korban, di lokasi mana pun yang dinilai aman dan layak huni.

“Tidak apa-apa, saya siap di mana pun,” pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA