Update Banjir Sumbar: 23 Meninggal, 12 Masih Dalam Pencarian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 29 November 2025, 07:49 WIB
Update Banjir Sumbar: 23 Meninggal, 12 Masih Dalam Pencarian
Suasana kerusakan akibat banjir bandang di pemukiman rumah warga di wilayah Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang, Sumatera Barat pada Kamis, 27 November 2025. (Foto: Humas BNPB).
rmol news logo Sumatra Barat (Sumbar) tengah berjuang melawan dampak buruk banjir bandang dan longsor mematikan. Bencana alam ini bukan hanya merendam puluhan kabupaten, tetapi juga memutus akses jalur darat vital di banyak titik.

Data terbaru dari BNPB per Jumat malam, 28 November 2025, mencatat tragedi kemanusiaan yang mendalam denga korban jiwa dilaporkan  23 orang meninggal dunia, 12 orang masih dalam pencarian, serta 4 orang luka-luka.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam mengatakan, para korban tersebar di beberapa wilayah terdampak paling parah, termasuk Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, dan Pasaman Barat.

Bencana ini memaksa sekitar 3.900 Kepala Keluarga (KK) mengungsi ke puluhan titik pengungsian, terutama di Pesisir Selatan (50 titik) dan Kota Padang.

Bencana in juga meluluhlantakan infrastruktur transportasi, Setidaknya, lima jembatan di Padang Pariaman hancur. Jalur nasional terputus dengan longsor yang menutup total jalur vital Bukittinggi-Padang di Padang Panjang, serta jalur provinsi di Kabupaten Agam.

Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat terputusnya jalan di Kecamatan Ampek Koto.

"Jalur nasional dari Bukittinggi menuju Padang ini ada satu titik longsor di Kota Padang Panjang," jelas Suharyanto dalam pernyataannya yang dikutip redakdi di Jakarta, Sabtu 29 November 2025.

BMKG mengonfirmasi bahwa bencana ini dipicu oleh fenomena alam yang tergolong jarang yaitu Siklon Tropis Senyar. Siklon ini melintasi tiga wilayah, membawa curah hujan ekstrem yang disertai angin kencang, memicu banjir bandang, longsor, dan gelombang tinggi.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menekankan keunikan peristiwa ini.

"Fenomena seperti Siklon Tropis Senyar tergolong tidak umum di wilayah perairan Selat Malaka, apalagi jika sampai melintasi daratan," katanya

Selain bencana di darat, Siklon Senyar juga memicu gelombang tinggi sedang (1,25-2,5 meter) di Selat Malaka bagian tengah, Perairan Sumatera Utara, dan Perairan Rokan Hilir. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA