Menurut Aliza, dua program ini menjadi bentuk komitmen nyata Presiden dalam menciptakan pemerataan akses pendidikan, baik bagi anak-anak cerdas berbakat maupun mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat adalah strategi Presiden Prabowo Subianto untuk mengatasi carut-marut dunia pendidikan saat ini agar ada konsentrasi pendidikan pada siswa cerdas bertalenta dan pada anak-anak terlantar tak bersekolah,” ujar Aliza kepada redaksi, Senin, 3 November 2025.
Aliza menjelaskan, program Sekolah Garuda didesain untuk menampung siswa-siswa berprestasi yang membutuhkan pendidikan khusus dan berkualitas tinggi. Ia mengutip data dari situs Kemenditisaintek yang menyebutkan bahwa hingga tahun 2029, pemerintah menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda baru.
“Pada tahun 2025 akan dibangun empat sekolah dengan target mulai beroperasi di tahun ajaran 2026/2027. Lalu akan terbentuk 80 Sekolah Garuda Transformasi hingga 2029. Ini sekolah elit lah. Bagus aja. Mudahan berhasil,” kata Aliza.
Sementara itu, program Sekolah Rakyat diarahkan bagi anak-anak dari keluarga ekstrem miskin agar tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak. Hingga saat ini 165 Sekolah Rakyat telah beroperasi dengan total lebih dari 15.000 siswa.
Kendati demikian, Aliza mengingatkan agar perhatian pemerintah tidak hanya terfokus pada dua program unggulan tersebut. Ia menekankan pentingnya perbaikan menyeluruh pada sekolah-sekolah negeri di seluruh Indonesia yang masih kekurangan fasilitas dan ruang belajar.
“Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat memang penting, tapi jangan lupa masih ada puluhan juta siswa di sekolah negeri yang juga menanti perubahan nyata dari pemerintah,” tegasnya.
Sebagai lembaga yang memantau kebijakan publik, IPR berkomitmen untuk terus mengawal implementasi program-program pendidikan agar tepat sasaran dan berdampak langsung bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
BERITA TERKAIT: