Ketersediaan air bersih ini menjadi salah satu fokus dalam diskusi Ngobrolin Jakarta yang mengusung tema "Kepulauan Seribu Wisata Global" di Ruang Pola Kantor Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Jumat 10 Oktober 2025.
"Kepulauan Seribu memiliki kekuatan besar, baik dari potensi bahari maupun ekonomi biru. Namun, semua itu harus memenuhi sejumlah prasyarat, mulai dari peningkatan wisata bahari, ketersediaan air bersih, hingga pengelolaan transportasi dan lingkungan," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu, Iwan P Samosir.
Iwan menjelaskan, berdasarkan data, kebutuhan air bersih bagi sekitar 30.000 jiwa penduduk Kepulauan Seribu mencapai 1,8 juta liter per hari. Namun, kapasitas produksi saat ini baru sekitar 1,45 juta liter per hari, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 350 ribu liter per hari.
Sumber air bersih di Kepulauan Seribu berasal dari dua sistem, yakni Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). Namun, produksi dari kedua sistem tersebut belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan warga.
Direktur Operasional PAM Jaya, Syahrul Hasan memaparkan, pihaknya terus berupaya memperluas layanan air bersih di Kepulauan Seribu. Saat ini PAM Jaya telah melayani sekitar 4.397 rumah pelanggan dengan kapasitas produksi mencapai 18,5 liter per detik.
"Pengelolaan air bersih di wilayah pulau memiliki tantangan tersendiri dibandingkan wilayah darat. Kondisi lingkungan laut menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi, sementara beberapa komponen penting tidak tersedia di dalam negeri," kata Syahrul.
BERITA TERKAIT: