Anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah, Andhika Mayrizal Amir mengatakan, peristiwa mengenaskan tersebut sepatutnya tidak terjadi jika pihak pengelola program MBG menjalankan tugas dengan lebih profesional dan bertanggung jawab.
“Semangat Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program MBG justru terhambat oleh pelaksanaan yang mengabaikan kualitas menu. Ini sangat disayangkan,” kata Andhika melalui keterangan elektronik di Jakarta, Kamis 18 September 2025.
Andhika menyampaikan tiga poin sikap terkait kasus di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Pertama, Andhika mendesak pemerintah mengevaluasi pengelola MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan, mulai dari vendor, pengelola dapur hingga rantai distribusi. Jika terbukti ada kelalaian, harus ditindak tegas.
Kedua, meminta pemerintah daerah bersama pihak kepolisian melakukan investigasi mendalam terkait penyebab banyaknya siswa yang diduga keracunan.
Ketiga, mendorong keterlibatan penuh pemerintah daerah dan sekolah dalam mengawasi setiap proses penyediaan serta distribusi menu MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
Andhika menegaskan, visi Presiden Prabowo mewujudkan generasi emas di Banggai Kepulauan harus ditopang dengan program nyata yang dikelola secara bertanggung jawab.
“Peristiwa semacam ini tidak boleh terjadi lagi. MBG seharusnya menjadi investasi masa depan anak-anak kita, bukan ancaman bagi kesehatan mereka,” pungkas Andhika.
Sebelumnya, ratusan siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sumatera Selatan, diduga mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu 17 September 2025.
Hingga Kamis pagi 18 September 2025, sebanyak 251 siswa dari sekolah dasar hingga menengah atas dilarikan ke rumah sakit Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Trikora Salakan.
Melansir laman resmi Kabupaten Banggai Kepulauan, dari total 251 siswa yang masuk ke rumah sakit tersebut, 78 di antaranya masih dirawat intensif, sedangkan 173 lainnya sudah boleh pulang.
Ratusan siswa ini berasal dari SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairat Salakan.
Para pelajar ini mengalami gejala terdampak keracunan yang berbeda. Berberapa di antaranya ialah gatal-gatal di seluruh badan, mual muntah, bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak nafas, pusing, dan sakit kepala.
BERITA TERKAIT: