Program ini merupakan hasil kolaborasi tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bhayangkara Jakarta Raya bersama pemerintah desa dan masyarakat setempat.
“Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas layanan publik dan kesejahteraan warga,” ungkap Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Wowon Priatna dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat malam, 12 September 2025.
Kegiatan yang berlangsung pada 12–14 Agustus 2025 ini berfokus pada pemasangan jaringan RT/RW-Net sebagai infrastruktur dasar desa digital. Jaringan ini menghubungkan kantor desa, sekretariat BUMDes, dan balai warga, sehingga konektivitas layanan publik dapat berjalan lebih cepat dan stabil.
Selain itu, dikembangkan juga aplikasi Smart Village berbasis PHP Laravel dan MySQL yang dirancang untuk mempermudah pelayanan administrasi, seperti pengajuan surat online, pengaduan warga, hingga integrasi data kependudukan. Aplikasi ini juga memiliki fitur katalog digital untuk membantu promosi produk UMKM desa.
Selama tiga hari, tim Fakultas Ilmu Komputer memberikan pelatihan intensif kepada perangkat desa, operator, pengelola BUMDes, dan warga. Materi pelatihan meliputi: (1) Pengelolaan jaringan RT/RW-Net untuk mendukung layanan digital. (2) Pemanfaatan aplikasi Smart Village untuk pelayanan administrasi dan pengarsipan data. Dan (3) Literasi digital bagi UMKM, termasuk cara memasarkan produk melalui katalog digital dan media sosial.
“Warga kini bisa mengurus surat atau menyampaikan pengaduan cukup lewat ponsel. Ini benar-benar membuat pelayanan lebih cepat dan transparan,” kata Kepala Desa Neglasari, Unang.
Program ini membawa perubahan signifikan bagi warga Desa Neglasari. Di antaranya, proses pengajuan surat menjadi lebih cepat dan efisien, data kependudukan kini terintegrasi secara digital, kemudian warga dan pelaku UMKM mulai terbiasa menggunakan platform digital untuk kebutuhan administrasi maupun promosi produk.
Selain itu, perangkat desa kini mampu mengelola jaringan dan aplikasi secara mandiri, sehingga keberlanjutan program dapat terjaga dengan baik.
Keberhasilan program ini membuka peluang bagi Desa Neglasari untuk menjadi model desa digital di Kabupaten Sumedang dan bahkan di tingkat nasional. Ke depan, rencana pengembangan mencakup penambahan fitur analitik, perluasan literasi digital untuk UMKM, serta optimalisasi data untuk mendukung kebijakan berbasis bukti.
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan pendampingan dan pelatihan yang tepat, desa dapat beradaptasi dan maju di era digital,” tambah anggota tim pengabdian, Tyastuti Sri Lestari.
BERITA TERKAIT: