Bakso dan Mie Ayam Wonogiri Siap Mendunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Minggu, 10 Agustus 2025, 05:39 WIB
Bakso dan Mie Ayam Wonogiri Siap Mendunia
Mie Bakso Wonogiri/Ist
rmol news logo Bakso dan mie ayam menjadi kuliner unggulan yang melekat dengan nama Wonogiri. Melihat potensi makanan khas yang telah meluas hingga di pelosok Nusantara, Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno pun coba menguatkan 'identitas' itu.

Tak hanya jadi ciri khas wilayah, tapi juga dunia dengan mendaftarkannya ke UNESCO sebagai Warisan Budaya tak Benda. Ide ini dimunculkan saat festival Bakso dan Mie Ayam, belum lama ini.

“Event ini bukan sekedar festival kuliner, tetapi merupakan langkah awal menuju branding Wonogiri sebagai kota bakso,” jelas Setyo, dikutip Kantor Berita RMOLJateng, Minggu, 10 Agustus 2025.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat Wonogiri dan seluruh elemen yang ada untuk bersama-sama mendukung rencana menjadikan bakso sebagai identitas kota Wonogiri dan mengangkatnya menjadi kuliner khas yang layak menembus pasar global.

Seorang pelaku usaha bakso dan mie ayam, Astuti menyatakan dukungan atas niat pemerintah mengangkat bakso menjadi ikon kota Wonogiri.

Namun Astuti mengingatkan agar misi ini tidak dikaitkan dengan kepentingan politik dan jika ada pendampingan atau bantuan dapat diberlakukan adil kepada semua pelaku usaha bakso dan mie ayam yang ada di Wonogiri.

“Hanya perlu pendampingan yang layak dan adil bagi pelaku UMKM bakso dan mie ayam, agar semua mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa berkembang,” ujar Astuti.

Dukungan senada disampaikan oleh seorang warga, Andayani. 

“Tentu bangga jika ikon tersebut bisa diwujudkan,” kata Anik, biasa akrab disapa. 

Anik yang juga pendamping proses produk halal (P3H), menyatakan pentingnya menghalalkan dulu produk bakso. “Halalkan dulu baru bicara bakso sebagai ikon dan menjadikan Wonogiri sebagai kota bakso,” tegasnya.

Bukan tanpa alasan, Anik menyampaikan perihal persaingan bisnis kuliner yang main ketat dan pentingnya sertifikat halal untuk menjaga ketahanan usaha dan kenyamanan pelanggannya.

“Daging sebagai bahan dasar bakso sering dijadikan bahan rumor untuk menjatuhkan lawan bisnisnya. Rumor daging campuran terjadi bahkan di banyak tempat di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.
  
Anik memberikan contoh tentang rumor bakso Wonogiri yang dicampur daging babi (hutan), utamanya di daerah Sumatera. Untuk itu, Anik menyarankan agar para pelaku usaha bakso juga memperhatikan kehalalan produknya.

Menurut Anik, Bakso bersertifikat Halal merupakan bukti kolaborasi nyata masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan branding Wonogiri sebagai kota bakso. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA