Kegiatan ini berlangsung beberapa waktu lalu di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cengkehan, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kolaborasi lintas negara ini menjadi wujud nyata dari sinergi internasional dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi lokal.
Tim pengabdian terdiri dari dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNJ, yakni Osly Usman, Agung Kresnamurti Rivai P, Adnan Kasofi, Ringga Sentagi Asa, Inkreswari Retno Hardini, Kayla Diandra Alisya, dan Nur Fithri Anggraeni, serta melibatkan partisipasi aktif dari delegasi ISAT U yang turut berbagi pengalaman dan praktik dari komunitas pertanian di Filipina.
Kegiatan ini mengangkat permasalahan yang dihadapi KWT Cengkehan, antara lain: minimnya diversifikasi produk, desain kemasan yang kurang menarik, serta terbatasnya akses pemasaran digital.
Melalui metode observasi partisipatif dan pendekatan pemberdayaan, tim UNJ dan ISAT U memberikan pelatihan singkat mengenai pengembangan produk olahan hasil tani, strategi pemasaran melalui media sosial dan marketplace, serta desain kemasan yang menjual.
“Kolaborasi ini memperluas wawasan para anggota KWT sekaligus mempererat hubungan akademik internasional dalam hal pengabdian masyarakat,” ujar Ketua Tim Pengabdian dari UNJ, Osly Usman dalam keterangannya, Sabtu, 9 Agustus 2025.
“Kami juga belajar banyak dari rekan-rekan ISAT U tentang pendekatan pertanian berkelanjutan berbasis komunitas yang telah mereka terapkan di Filipina,” tambahnya.
Anggota KWT Cengkehan menyambut hangat kehadiran tim pengabdian dan menyampaikan harapan agar pelatihan seperti ini bisa dilakukan secara berkala. Dengan mayoritas anggota berusia di atas 45 tahun, pengenalan teknologi digital menjadi tantangan tersendiri, namun semangat untuk berkembang dan belajar sangat tinggi.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNJ serta Sustainable International Community Services (SICS) sebagai penyelenggara utama program IJCS 2025. Pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model kerja sama internasional dalam meningkatkan kapasitas masyarakat desa secara berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.
BERITA TERKAIT: