Event Religi Katolik ini telah memasuki tahun keempat penyelenggaraan. Tahun ini akan mengusung tema “Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan Yang Sinodal dan Inklusif”.
Tema ini dipilih untuk menegaskan semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo dan Flores, serta memperkuat peran Gereja Katolik dalam kehidupan sosial dan budaya setempat.
Sekretaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo, RD Frans Nala menjelaskan, tema Festival Golo Koe 2025 disesuaikan dengan arah dasar karya pastoral keuskupan, khususnya terkait pembangunan pariwisata di wilayah ini.
"Keuskupan Labuan Bajo baru saja terbentuk menjadi sebuah gereja lokal dengan kekayaan sosial, keragaman etnis/budaya, dan pluralitas agama," ujar Frans Nala dalam keterangan tertulis, Selasa 24 Juni 2025.
"Dengan profil kemajemukan ini, Keuskupan Labuan Bajo ingin menjadi sebuah rumah kebangsaan yang ramah dan mozaik persaudaraan yang harmonis", paparnya.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menambahkan, Festival Golo Koe tahun ini menjadi momentum penting bagi kolaborasi multi pihak untuk semakin memperdalam semangat persaudaraan.
“Dengan semangat sinodalitas, Festival Golo Koe menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan lintas agama, etnis, dan generasi, sekaligus mendukung pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Festival Golo Koe sendiri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2022, di mana Labuan Bajo sendiri saat itu masih menjadi bagian dari wilayah Keuskupan Ruteng.
Inti kegiatan dari Festival yang menggaungkan semangat kebersamaan dan harmoni dalam keberagaman ini adalah prosesi akbar perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara Golo Koe yang merupakan ikon utama dari Festival Golo Koe.
Ada dua prosesi perarakan yang dilakukan, yaitu prosesi darat mengelilingi Labuan Bajo dari Gereja Stella Maris menuju Gua Maria Golo Koe dan prosesi laut, di mana Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara Golo Koe diarak melewati Dermaga Biru, Pantai Pede, dan Waterfront Marina Labuan Bajo.
Selain itu, Prosesi Misa dilaksanakan di kawasan Marina Waterfront, diikuti ratusan Umat Katolik, di mana prosesi ini menjadi ajang masyarakat dan pengunjung untuk dapat beribadah bersama.
Festival Golo Koe menjadi inisiator tentang bagaimana Gereja Katolik merayakan religiusitas dalam keberagaman iman dan pengembangan pariwisata Pulau Flores yang sejalan dengan semangat ekopastoral.
BERITA TERKAIT: