Pelatihan ini diikuti oleh puluhan profesional. Program berfokus pada pentingnya komunikasi internal sebagai fondasi utama dalam menjaga kelancaran kerja tim dan kualitas layanan perusahaan di tengah tantangan komunikasi kontemporer.
Pelatihan dua hari tersebut difasilitasi oleh tim pelatih dari Paramavida. Direktur Program Paramavida, Nurul Winanda, menegaskan bahwa komunikasi yang sehat harus menjadi prioritas setiap organisasi.
“Komunikasi yang tidak jernih bisa menyebabkan kebingungan, resistensi, bahkan konflik. Di tengah tekanan dunia kerja saat ini, perusahaan perlu membangun ulang sistem komunikasi yang lebih sehat dan adaptif,” ungkap Nurul dalam keterangannya, Senin malam, 23 Juni 2025.
Kegiatan yang terselenggara atas hasil kerja sama Paramavida dengan perusahaan finansial ini merupakan respons atas meningkatnya tantangan komunikasi di lingkungan kerja, terutama dalam konteks hybrid, multigenerasi, dan struktur tim yang cepat berubah.
Dalam pelatihan, para peserta dibekali dengan pendekatan komunikasi yang lebih empatik, terstruktur, dan solutif dalam menghadapi dinamika kerja sehari-hari.
Isu komunikasi internal kini menjadi perhatian utama karena kerap terjadi miskomunikasi dalam koordinasi kerja. Miskomunikasi yang berulang sering kali menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan, kesalahpahaman antar individu, hingga penurunan efektivitas kerja.
Situasi ini semakin kompleks dengan adanya perbedaan gaya komunikasi antar generasi dalam satu lingkungan kerja.
Menurut laporan The Economist berjudul “Why Gen X is the Real Loser Generation”, menyebutkan bahwa Generasi X yang kini banyak menduduki posisi manajerial telah menghadapi beban krisis ekonomi berlapis sepanjang fase produktif mereka.
“Pengalaman Generasi X ini membentuk gaya komunikasi yang lebih berhati-hati dan defensif. Di sisi lain, generasi yang lebih muda cenderung mengutamakan komunikasi yang cepat, terbuka, dan langsung. Ketimpangan inilah yang kerap menjadi sumber gesekan dalam proses kerja kolaboratif,” jelasnya.
Paramavida sendiri merupakan penyedia pelatihan yang fokus pada pengembangan soft skill berbasis kebutuhan nyata di dunia kerja. Meskipun tergolong baru secara nama, tim pelatih yang terlibat telah berpengalaman lebih dari 15 tahun bekerja sama dengan berbagai organisasi dari sektor finansial, telekomunikasi, IT, konstruksi, pemerintahan, BUMN, oil & gas, FMCG, hingga manufaktur, dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan lainnya.
Peningkatan minat terhadap pelatihan komunikasi mencerminkan pergeseran pandangan terhadap soft skill, dari yang semula dianggap pelengkap menjadi elemen utama bahkan dianggap strategis dalam menentukan keberhasilan tim.
“Komunikasi yang efektif tidak lagi dipandang sebagai hal sekunder, namun dipandang sebagai kunci dalam menciptakan kolaborasi yang kuat dan transformasi organisasi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: