Wakil Menteri Kooperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Kooperasi Desa Kelurahan Merah Putih se-Indonesia, melibatkan 13 Kementerian/Lembaga, tiga Badan, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota se-Indonesia.
"Dalam percepatan ini, terdapat tahapan penting yang harus diimplementasikan dengan cermat. Fokus utama saat ini adalah mencapai target percepatan pembentukan Kopdes Merah Putih sebelum memasuki tahap operasional," kata Ferry di Bali, Selasa 29 April 2025.
Kerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga menjadi kunci dalam memastikan kelancaran pendanaan untuk koperasi desa.
Ia menyampaikan, pembentukan koperasi desa tidak hanya melibatkan aspek keuangan, tetapi juga persiapan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pelatihan, pendampingan, dan pemagangan menjadi langkah krusial dalam mempersiapkan SDM yang akan mengelola koperasi dengan baik.
Sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur dan Jawa Barat, telah membuat progres signifikan dalam pembentukan koperasi desa.
“Namun, tantangan lokal seperti kesiapan modal dan keterlibatan aktif masyarakat desa menjadi fokus utama dalam memastikan kesuksesan Kopdes Merah Putih,” ujarnya.
Diungkapkan Wamenkop, saat ini pihaknya juga sedang menyusun bisnis model Kopdes Merah Putih. Penyusunan bisnis model ini menjadi penting.
Dalam penyusunan bisnis model tersebut diperlukan tiga pendekatan. Pertama, dengan membentuk kooperasi baru. Jika di desa tidak ada koperasi, maka pendekatan yang pertama dimungkinkan untuk dibuat koperasi yang baru.
Kedua, pendekatan dilihat jika ada koperasi apakah sudah bagus atau belum. Jika belum, akan dilakukan pendekatan berupa revitalisasi. Yang ketiga, pendekatannya adalah pengembangan, jika sekiranya di desa tersebut sudah ada Gapoktan, BUMDes, atau kelompok usaha bersama dengan penuh kesadaran membangun Kopdes/kelurahan Merah Putih.
“Kami menyusun modul pelatihan hingga
training, bahkan yang juga terpenting adalah pemagangan. Karena bisnis sesungguhnya adalah kegiatan yang persentase atau bobot praktiknya lebih banyak dibandingkan dengan bobot teori,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: