“Saya ingin membuat evaluasi karena merupakan daerah irigasi lama, mungkin perlu rehabilitasi. Kalau ada permasalahan sedimentasi kita akan pikirkan jalan keluarnya,” kata Dody dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Senin malam, 10 Februari 2025.
Pada kesempatan itu, ia juga menyempatkan diri untuk mendengar aspirasi dari petani.
“Petani mengeluhkan banyaknya penutupan atau ditutup cor pada saluran yang berada di depan perkantoran/pertokoan, sehingga mengurangi debit airnya. Untuk ini akan saya komunikasikan dengan kepala daerah, sebagai pemangku kebijakan wilayah,” bebernya.
Bendung Colo ini merupakan sumber air daerah irigasi Colo yang merupakan daerah irigasi lintas provinsi (Jawa Tengah dan Jawa Timur) yang pengelolaannya dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air dengan luas areal baku 25.056 hektare (Ha) dan luasan fungsional sebesar 24.679 Ha.
Sedangkan Bendung Colo sendiri operasionalnya di bawah tanggung jawab Perum Jasa Tirta 1. Diketahui, sumber air Bendung Colo berasal dari Bendungan Serbaguna Wonogiri (Waduk Gajah Mungkur) yang dialirkan melalui 2 saluran induk yaitu saluran induk Colo Barat dan Colo Timur dengan total panjang irigasi sepanjang 240,37 km.
Bendung Colo merupakan induk irigasi bagi wilayah kabupaten yang berbatasan dengan Wonogiri bahkan melintas provinsi yakni Jawa Timur.
Untuk saluran Induk Colo Barat mencakup kabupaten Wonogiri, Sukoharjo dan Klaten dengan luas area irigasi mencapai 5.154 Hektare.
Sementara saluran induk Colo Timur meliputi Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Ngawi dengan luas area irigasi 19.525 hektare.
BERITA TERKAIT: