Demikian dikatakan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan, Hanif Faisol Nurofiq saat mengunjungi fasilitas pengolahan sampah RDF Plant dan Landfill Mining di TPST Bantargebang, Kota Bekasi.
Hanif menyatakan bahwa setiap teknologi yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaannya.
“Pendekatan terbuka terhadap inovasi dan teknologi terkini merupakan salah satu langkah penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah, di mana setiap teknologi perlu disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaannya,” kata Hanif dalam keterangannya yang dikutip Selasa, 29 Oktober 2024.
Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola sampah secara optimal tanpa harus mendatangkan sampah dari negara lain.
“Kami yakin dan bertekad bahwa dalam waktu dekat ini, kita harus menghentikan impor barang semacam itu (sampah). Wajib melakukan pengolahannya di dalam negeri. Sampah kita sudah cukup banyak,” kata Hanif.
Terkait dengan kesiapan teknologi dalam negeri, Direktur Utama PT Mario Mikron Metalindo, Jusman Sikki, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan yang disampaikan Menteri Hanif.
“Semua komponen kami, seperti pada RDF Plant/Landfill Mining TPST Bantargebang dan fasilitas pengelolaan sampah lainnya seperti peralatan TPS 3R, adalah produk lokal yang mampu bersaing dan unggul dalam kualitas,” kata Jusman.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah sangat siap untuk mendukung pemerintah dalam pengelolaan sampah dengan meningkatkan penggunaan teknologi yang inovatif.
"Kami berkomitmen untuk berinovasi dan menyediakan komponen yang andal dan efisien dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tinggi," kata Jusman.
Menurut Jusman, penggunaan teknologi lokal tidak hanya membantu ketahanan pengelolaan sampah tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan industri dalam negeri.
“Dengan memanfaatkan produk dalam negeri, kita membangun ketahanan dan meningkatkan keberlanjutan fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia,” kata Jusman.
BERITA TERKAIT: