Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Road to Sekolah Hijau SMPN 29 Jakarta, Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 19 Oktober 2024, 18:21 WIB
Road to Sekolah Hijau SMPN 29 Jakarta, Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan
Road to Sekolah Hijau SMPN 29 Jakarta/Net
rmol news logo Mengajak generasi muda untuk lebih peduli pada lingkungan bisa dilakukan dengan berbagai cara. 

SMP Negeri 29 Jakarta menyelenggarakan Road to Sekolah Hijau yang menghadirkan kegiatan seperti bersepeda, menanam, dan musik untuk menarik minat para generasi muda untuk mulai peduli pada lingkungan.

Kepala Sekolah SMP Negeri 29 Jakarta, Abdul Malik, MSi mengatakan, program sekolah hijau merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan dalam menciptakan kenyamanan saat beraktivitas maupun proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. 

Menurutnya, lingkungan yang asri, segar, dan hijau, akan memberikan dampak positif bagi para murid dalam membangun suatu kehidupan dan berinteraksi.

“Dan salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang lebih segar dan bersih, adalah dengan bersepeda," katanya, dalam keterangan yang dikutip pada Sabtu 19 Oktober 2024. 

Ia menambahkan bahwa ia sangat mendukung kegiatan bersepeda sejak dini, selama memang terjamin keamanan dan keselamatannya.

Senada dengan Kepala Sekolah, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama, Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Salomo Lumban Gaol juga mengajak siswa untuk lebih peduli pada Bumi yang sedang tidak baik-baik saja.

“Salah satu caranya adalah dengan menghijaukan lingkungan kita. Sekarang kita menanam pohon, jangan hanya ditanam tapi juga dipelihara, sehingga pohon itu bisa tumbuh, bisa meneduhkan wilayah sekitar, menyerap karbon untuk diolah menjadi oksigen, sehingga kita bisa mencegah kenaikan suhu Bumi,” kata Salomo.

Untuk mengurangi polusi udara, ia mengajak semua pihak yang hadir untuk mulai mengkampanyekan penggunaan sepeda atau kendaraan yang tidak menyebabkan polusi udara.

Salomo menyatakan kegiatan sosialisasi lingkungan lestari dengan cara menggabungkan bersepeda, menanam, dan musik, adalah cara yang bagus.

“Penggabungan tiga hal ini menurut saya sangat cocok dalam hal meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Karena dua hal pertama, berdampak langsung pada perbaikan lingkungan hidup dan musik menjadikan kegiatan itu menyenangkan,” ujarnya.

Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PGLHK) KLHK, Luckmi Purwandari, yang hadir dalam sesi edukasi, membagikan pengetahuan tentang pengelolaan sampah.

Ia dengan tegas menyatakan pengetahuan pengelolaan sampah diharapkan bisa diberikan sejak usia dini agar bisa menumbuhkan kepedulian generasi muda pada sampah dan juga untuk menciptakan generasi yang mampu mengelola sampah secara mandiri.

Luckmi memaparkan pencemaran dari sampah dan limbah merupakan salah satu dari tiga masalah utama yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia ini.

“Sampah yang ada di permukaan Bumi ini, semakin lama akan mencemari ekosistem yang ada, jika tidak dikelola dengan benar. Bahkan lebih buruknya, sampah-sampah yang berukuran kecil dan limbah ada yang masuk ke rantai makanan, yang berujung pada terkontaminasinya produk pangan manusia. Juga, pada kasus sampah yang sampai ke laut, kerap kali menyebabkan kematian pada biota laut,” kata Luckmi.

Oleh karena itu, Luckmi menegaskan pentingnya anak-anak mengenal pengelolaan sampah sejak dini. Sehingga akan bisa menjadi kebiasaan baik hingga anak-anak itu dewasa kelak. Dengan berkurangnya sampah dan penerapan pengelolaan sampah yang tepat, maka akan bisa mengurangi potensi perubahan iklim.

“Sehingga sampah yang ada tidak akan menimbulkan gas metana yang bisa meningkatkan panas Bumi. Jakarta panas kan sekarang? Itu kita coba hentikan. Dengan apa? Dengan melakukan pengelolaan sampah dan juga melakukan penanaman pohon di area sekolah,” ucapnya.

Road to Sekolah Hijau yang berlangsung selama empat hari ini ditutup dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Sekolah Hijau. 

Adapun isi dari MoU tersebut tentang kesepakatan bahwa; sepeda adalah alat konservasi, untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kesehatan; berkomitmen untuk memasyarakatkan budaya bersepeda untuk beraktivitas sehari-hari, di semua sektor kehidupan; dan bersama bergerak mewujudkan Indonesia Hijau untuk Bumi dan udara bersih yang lebih baik di masa depan.

Selanjutnya, mendukung komitmen pemerintah dan mendorong Sekolah Hijau untuk untuk mengkampanyekan bersepeda bagi anak sekolah; dan mendukung program ekstrakulikuler Sekolah Hijau untuk mendorong anak sekolah bersepeda, menanam pohon, dan budaya ramah lingkungan baik di sekolah dan kawasan lain. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA