"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Kunjungan ini bukan hanya menjadi momen penting bagi umat Katolik, tetapi juga menjadi simbol penting bagi kerukunan antarumat beragama di Indonesia," kata Menag, Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia berkomitmen mewujudkan moderasi beragama melalui kunjungan Paus pada 3 sampai 6 September 2024 nanti. Kunjungan ini juga menjadi tanda toleransi beragama di Indonesia semakin membaik.
“Kehadiran Paus di Indonesia ini mengirimkan pesan kuat kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang toleran, di mana keberagaman agama dihargai dan dijaga dengan baik," tambah Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla.
Selain itu, kunjungan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat dialog lintas agama. Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang selalu mengedepankan dialog dan persaudaraan antarumat beragama.
Di sisi lain, Ketua Pemuda Katolik Komda Jatim, Christophorus Suryo mengatakan, kehadiran Paus akan menjadi pelepas dahaga umat Katolik di Indonesia, setelah kunjungan Paus Yohannes Paulus lebih dari 35 tahun lalu.
“Ini menjadi momentum umat Katolik lebih memaknai kehadiran Paus sebagai semangat perdamaian, cinta kasih, membangun bangsa ini lebih plural, menghormati perbedaan, dan bangsa menciptakan persatuan meskipun dari berbagai suku, agama berbeda," lanjut Suryo.
BERITA TERKAIT: