Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketum PBNU: Aceh Harus Jadi Serambi dan Pintu Utama Ekonomi Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Senin, 01 Juli 2024, 22:19 WIB
Ketum PBNU: Aceh Harus Jadi Serambi dan Pintu Utama Ekonomi Indonesia
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat tiba di Banda Aceh/Ist
rmol news logo Provinsi Aceh harusnya tidak hanya dikenal sebagai serambi Mekkah, namun juga harus menjadi  pintu utama ekonomi Indonesia. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf saat berkunjung ke Aceh, Minggu (30/6).

"Kenapa serambi Indonesia? Karena Aceh berada di garis paling depan dan menjadi benteng sekaligus pintu utama ekonomi Indonesia," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya dikutip dari Kantor Berita Politik RMOLAceh.

Gus Yahya menyebutkan, bahwa Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah sangat ngotot untuk membangun pelabuhan terbuka di Sabang, Aceh.

Dengan melihat dinamika ekonomi yang ada, Gus Yahya berpesan kepada warga Aceh untuk segera membuka diri. Menurutnya, Saudi Arabia bisa menjadi contoh, dari yang sebelumnya sangat tertutup kini mulai sadar dan membuka diri dalam dinamika internasional.

"Dulu, Saudi sangat menutup diri, warganya tidak bisa langsung dalam dinamika internasional. Tapi belakangan mereka sadar warganya akan kalah di tengah gelombang internasional. Sekarang mereka tergopoh-gopoh," ujar Gus Yahya.

Oleh karena itu, kata Gus Yahya, Aceh harus segera mengantisipasi. Jika gelombang besar ekonomi datang, maka dampaknya akan lebih serius dibandingkan Tsunami Aceh.

"Aceh saya kira harus berfikir antisipatif. Karena yang datang gelombang yang sangat kompleks dan Aceh harus siap menyambut itu. Aceh hanya bisa bertahan dan membangun keunggulannya ketika Aceh sungguh bisa berfungsi sebagai serambi Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Gus Yahya mengatakan tantangan ekonomi global yang akan dihadapi Indonesia akan semakin kompleks. Ekonomi mulai bergeser dan akan segera dikuasai oleh negara-negara yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

“Ekonomi nanti akan dirajai Samudra Pasifik dan Hindia. Karena nanti kita lihat frekuensi ekonomi segera meningkat, mulai Afrika, Timur Tengah, Indonesia dan sebagainya masuknya melalui Samudra Pasifik dan Hindia,” ungkapnya
.
Menurut Gus Yahya, masa depan ada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Gus Yahya lantas bercerita ketika tahun 2016 dirinya menjadi satu-satunya tokoh ormas yang diundang menjadi bagian dari komite Indo Pasifik di Inggris.

Pada saat itu, kata Gus Yahya, dinamika strategis Samudra Hindia dan Pasifik termasuk lalu lintas ekonomi mulai dibicarakan dengan serius oleh para diplomat senior yang ada di komite itu.

“Samudra Pasifik, ada persentuhan Filipina, Papua dan sebagainya. Tapi Samudra Hindia, kita tahu yang ada di garis paling depan adalah Aceh,” demikian Gus Yahya.rmol news logo article
EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA