Sayang, selama beberapa bulan terakhir jumlah kunjungan di Bukit Bawang Bakung menurun drastis.
Hal tersebut dikeluhkan salah satu pengelola Wisata Bukit Bawang Bakung, Sarip, yang menyebut sebelumnya setiap seminggu sekali selalu ada wisatawan yang datang ke Bukit Bawang Bakung.
“Penyebab turunnya jumlah kunjungan wisatawan ini, karena banyaknya faktor yang terjadi di wisata Bukit Bawang Bakung ini,” kata Sarip, dikutip
Kantor Berita RMOLLampung, Sabtu (22/6).
Seperti beberapa bulan lalu ada penemuan mayat wanita tanpa identitas di Pekon tersebut, meski peristiwa tersebut bukanlah terjadi di area perkemahan Bukit Bawang Bakung.
“Dulu itu ada oknum yang mengatakan bahwa telah terjadinya penemuan mayat di tempat camping di Bawang Bakung ini, padahal faktanya enggak pernah ada sama sekali, memang ada penemuan mayat tapi bukan di sini, di kampung ujung atas sana,” jelasnya.
Lanjut Sarip, penurunan jumlah kunjungan wisatawan pun terjadi usai kejadian penemuan mayat tersebut. Ditambah akses jalan yang sangat rusak parah.
“Dari situ mulai berkurang, ditambah lagi jalan dan jembatan yang putus, termasuk juga isu yang katanya ada Harimau di sini dan itu enggak benar, tidak terjadi di sini,” tegasnya.
Ia menambahkan, akses menuju wisata Bukit Bawang Bakung tersebut bukan lagi kurang memadai tetapi sangatlah parah.
“Apalagi sejak jembatan putus, jadi enggak pernah ada yang datang ke sini lagi. Ada yang sudah pernah booking tempat berkemah tetapi tidak jadi dan mereka memutuskan untuk putar balik arah karena pengunjung kalau dengar kabar jalannya jelek ya mereka mending enggak usah naik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, bahwa akses tersebut merupakan jalur utama masyarakat di Pemangku 3 Pekon Negeri Ratu untuk mengeluarkan hasil bumi, sebab mata pencaharian masyarakat di desa tersebut ialah dengan berkebun.
“Ya kalau harapan kita kepada pemerintah terkait adalah dibagusin jalan dan jembatannya, karena jembatan itu cuma bisa lewat motor tidak untuk mobil,” terangnya.
“Ditambah lagi, akses masyarakat di dalam untuk menjual hasil tanaman dan juga akses untuk menjemput anak sekolah karena itu akses utama, ada jalan lain tapi lebih rusak dan lebih jauh jalannya,” tambahnya.
Sementara, salah satu pengunjung yang berasal dari Liwa, Rifa'i Arif menyampaikan, Bawang Bakung ini merupakan destinasi wisata yang sangat bagus ketika ada pengelolaan yang baik. Sebab wisata tersebut menyajikan pemandangan alam Lampung Barat yang asri, terlebih dapat melihat gunung tertinggi di Lampung yakni Gunung Pesagi dengan jelas.
“Sayang akses ke sininya sangat tidak memadai, mulai dari jalan terjal kemudian jembatan putus, harapan kepada pemerintah agar bisa diperhatikan. Kalau masalah fasilitas di sini sudah lumayan karena ada toilet, musholla, tetapi akses jalan itu yang sangat tidak memadai,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: