Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perguruan Tinggi Berperan Penting Atasi Masalah Ketenagakerjaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/achmad-rizal-1'>ACHMAD RIZAL</a>
LAPORAN: ACHMAD RIZAL
  • Jumat, 22 Desember 2023, 15:35 WIB
Perguruan Tinggi Berperan Penting Atasi Masalah Ketenagakerjaan
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi/Ist
rmol news logo Era society 5.0 diprediksi menjadikan pasar kerja semakin kompetitif dengan melimpahnya SDM jelang bonus demografi 2045. Untuk itu diperlukan strategi khusus mengatasi kekhawatiran kurangnya lapangan kerja, ketidakpastian persaingan kerja, hingga persiapan memasuki usia penduduk tua.

"Perguruan tinggi berperan penting mengatasi masalah ketenagakerjaan. Karena konsekuensi setelah lulus perkuliahan adalah masuk dunia kerja," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, saat kuliah umum bertema 'Tantangan dan Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Dunia Kerja Modern', di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/12).

Anwar Sanusi menyarankan perguruan tinggi untuk memastikan program pendidikan telah mencakup mata kuliah dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja.

"Termasuk agar selalu menghadirkan dosen berpengalaman dan praktisi industri sebagai pengajar tamu untuk memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa dan alumni," katanya.

Anwar juga menyarankan agar kerja sama dengan perusahaan dan organisasi di sekitar perguruan tinggi, untuk menyediakan kesempatan magang dan pekerjaan bagi mahasiswa serta alumni. Dia juga meminta perguruan tinggi memberikan pelatihan keterampilan tambahan seperti soft skill komunikasi, kepemimpinan, dan kolaborasi tim kepada mahasiswa dan alumni.

"Selain itu menyediakan forum atau acara jaringan alumni yang memungkinkan mahasiswa dan alumni terhubung satu sama lain maupun dengan profesional yang berpengalaman, sehingga dapat memberikan peluang kerja, mentorship, dan dukungan dalam membangun karir," katanya.

Anwar Sanusi mengungkapkan 1,8 juta lulusan SMA/SMK/MA setiap tahun tak tertampung perguruan tinggi dan masuk ke pasar kerja. Pola permintaan tenaga kerja di masa depan memiliki dua pola.

Pertama, pekerjaan-pekerjaan akan bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi (hardskill digital). Kedua, dari sisi soft skill, kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan komunikasi sangat diperlukan.

"Namun demikian keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan dari sisi supply dan demand," ujarnya.rmol news logo article
EDITOR: ACHMAD RIZAL

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA