Dorongan itu disampaikan Muhadjir pada sambutan Milad ke-111 Muhammadiyah dan Pengajian Akbar PW Muhammadiyah Jawa Barat, di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung.
“Tantangan Muhammadiyah ke depan lebih sulit, jauh lebih kompleks. Kalau kita tidak berhasil menyiapkan generasi muda Muhammadiyah untuk mengisi kepemimpinan dan perjuangan, kita akan kehilangan peluang mengisi masa depan Indonesia,” tutur Muhadjir, lewat rilis yang dikirim ke Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/12).
Menurutnya, Muhammadiyah harus mampu memberikan tanggung jawab kepada anak-anak muda dalam menjalankan amal usaha Muhammadiyah, dalam rangka melatih kemampuan anak muda menjawab tantangan masa depan.
Sejalan dengan itu, Muhadjir menceritakan perjalanan panjang Muhammadiyah yang telah mampu menciptakan kader bangsa yang berpengaruh terhadap proses pembangunan dan kemajuan Indonesia sejak sebelum kemerdekaan.
Sejumlah tokoh besar disebut, antara lain Presiden Indonesia pertama Soekarno dan Presiden Indonesia kedua Soeharto, Panglima Besar Jenderal Soedirman, hingga Djuanda Kartawidjaja, yang merupakan pahlawan nasional, yang memberikan pengaruh besar terhadap kedaulatan laut Indonesia.
“Mereka pernah belajar dari tokoh pendahulu kita di Muhammadiyah. Lalu, bisakah kita kembali melahirkan kader-kader dari sekolah Muhammadiyah? Kader-kader besar, pemikir-pemikir besar, yang punya andil besar terhadap bangsa,” ungkap Muhadjir.
Upaya serupa, kata Muhadjir, sedang dilakukan pemerintah dalam membangun Indonesia. Pada periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo, program pembangunan ditekankan pada infrastruktur penunjang ekonomi dan mobilitas warga. Periode kedua, pembangunan difokuskan kepada upaya memperkuat keunggulan sumber daya manusia.
Acara dihadiri perwakilan pimpinan Muhammadiyah wilayah Jawa Barat, Bupati Bandung Dadang Supriatna, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Ahmad Dahlan, Ketua Pimpinan Aisyiyah Jawa Barat Nia Kurniati, serta anggota Forkopimda dan ketua organisasi wilayah Jawa Barat.
BERITA TERKAIT: