Mayoritas pengunjung, baik laki-laki maupun perempuan langsung menghentikan langkahnya saat melihat aksi lenggak-lenggok peragawati profesional dalam peragaan busana, yang berlangsung selama 30 menit tersebut.
"Seluruh busana yang diperagakan merupakan hasil karya dari peserta pelatihan dari Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda, dan BPVP Kendari, " kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/10).
Ida Fauziyah menambahkan kegiatan fashion technology bertujuan sebagai unjuk diri BBPVP dan BPVP. Menurutnya, hasil pelatihan menjahit bukan hanya sekedar latihan biasa untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjadi pekerja jahit di pabrik garmen.
"Lebih dari itu, hasil pelatihan menjahit juga mampu menghasilkan busana untuk fashion show. Lulusannya juga mampu menjadi seorang desainer busana," katanya.
Ida menjelaskan selama tiga hari pergelaran fashion technology memeragakan 54 busana hasil karya peserta pelatihan. Tiga Balai menampilkan enam busana untuk diperagakan oleh para peragawati setiap harinya.
"Tiga Balai dari Semarang, Samarinda dan Kendari, setiap harinya menampilkan enam busana selama tiga hari," ujarnya.
Ida berharap lulusan BBPVP selain dapat diserap di industri fashion juga mampu mengambil peran memajukan sektor industri fashion technology di tanah air.
BBPVP Semarang pada akhir September 2019 lalu, mengirimkan dua siswanya yakni Nasrul Arif dan Hasti Izzatul Ummah, berpartisipasi dalam ajang fashion internasional bertajuk "La Mode" Sur La Seina a Paris, di Paris, Perancis. Keduanya terpilih menampilkan koleksi brand Life Needs Colour (LNC) bertema ‘Arang Kasembadan’.
BERITA TERKAIT: