"Kalau kami dibilang membatalkan, bukan. Kami memang belum memberikan izin, ada miskomunikasi memberikan ruang itu, belum diberikan karena belum ada izin kepolisian," kata Prof Nairobi di ruangannya, Kamis (14/9).
Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan i i menceritakan, sebulan yang lalu Wakil Dekan 3 Muslimin datang dan menyampaikan bahwa BEM FEB ingin melaksanakan diskusi publik mengundang Rocky Gerung.
"Saya bilang sebaiknya jangan di kampus kita, karena kondisi belum kondusif, beliau itu tokoh yang sedang bermasalah dengan Presiden Jokowi," tuturnya, dikutip
Kantor Berita RMOLLampung, Kamis (14/9).
"Saya khawatir orang-orang yang kontra dengan Rocky Gerung mencari jalan untuk membatalkan acara, bisa dengan cara fisik atau nonfisik sehingga saya melarang," sambungnya.
Seminggu kemudian, lanjut Nairobi, Muslimin datang lagi menyampaikan bahwa mahasiswa tetap ingin diskusi tersebut digelar. Tetapi, dirinya menegaskan agar diskusi itu tidak digelar di kampus.
"Saya tetap konsisten melarang, jangan di kampus, kampus kita sedang berbenah karena badai besar (OTT mantan Rektor Unila Prof Karomani). Nanti kalau ada apa-apa, kita disalahkan," bebernya.
Menurut Nairobi, sebelumnya pada 2019, Rocky Gerung juga pernah hadir di FISIP Unila. Sehingga, pihaknya juga tidak mempermasalahkan. Hanya saja, saat ini Unila sedang berbenah.
"BEM itu berkomunikasi dengan saya tidak pernah membahas Rocky Gerung, selama ini bilangnya pemateri nasional. Begitu juga saat komunikasi dengan Wakil Dekan 2 untuk pinjam ruangan," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Prof Nairobi, Wakil Dekan 2 memberi syarat untuk meminjam ruangan agar BEM menyertakan surat izin keramaian dari kepolisian.
"Sampailah kemarin diskusi dengan rektor, yang intinya sebaiknya tidak di sini. Saya panggil Reza, menyampaikan apa kata Rektor. Dan dia juga tidak punya izin dari kepolisian," urainya.
Sementara itu, Wakil Dekan 3 Muslimin mengatakan, dirinya mengarahkan mahasiswa untuk membuat diskusi imparsial yang bisa menampung semua pandangan politik.
"Saya meminta untuk menghadirkan salah satu narasumber berikut, Mahfud MD/Budiman Sudjatmiko/Adian Napitupulu. Maksudnya seperti itu," jelas Muslimin.
Jika salah satu dari tiga orang itu hadir, lanjut Muslimin, dirinya akan menandatangani kegiatan tersebut dan memperjuangkannya di pimpinan.
Diskusi publik BEM Unila yang mengusung tema "Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap" tetap digelar. Tetapi lokasinya dipindah dari semula di Auditorium Pascasarjana FEB Unila, ke GSG Pahoman.
Diskusi itu rencananya dihadiri oleh Rocky Gerung, akademisi Rudi Antoni, Wakil Ketua KPK 2014-2019 Saut Situmorang, dan ahli Ekonomi dan Politik Anthony Budiawan.
BERITA TERKAIT: