Seperti di Desa Pragu, Kecamatan Sulang, di mana di sepanjang jalan bisa dijumpai tanaman tembakau. Masuk ke pemukiman, banyak kegiatan warga yang menjemur daun tembakau termasuk memetik daunnya di sawah saat pagi hari.
Pengendara sepeda motor hilir mudik membawa gulungan daun tembakau. Selanjutnya dilakukan proses pemilahan, perajangan, penjemuran sampai pada pengumpulan dalam satu bungkusan besar berbentuk persegi besar yang disebut satuan per bal tembakau.
Seorang petani yang sudah sejak 2011 menanam tembakau, Rukun (58), saat ditemui di tempat rajangan tembakaunya mengaku mengalami kenaikan harga saat menjual 5 bal tembakau di gudang PT Sadana.
"Tembakau saya masuk di grade S1 semua. Harganya Rp45 ribuan (per kilogram)," ungkapnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Rabu (6/9).
Disebutkan Rukun, pada 2023 ini harga tembakau mengalami kenaikan. Harganya naik Rp3 ribu per grade. Untuk 5 bal tembakau miliknya, Rukun berhasil membawa pulang uang Rp10,5 juta.
Selain kenaikan harga, petani juga bersyukur atas kondisi cuaca tahun ini. Cuaca saat ini menurutnya mirip pada 2011 lalu.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ramuntani. Dirinya malah sudah 4 kali menjual tembakau tahun ini. Grade tembakau yang dijualnya SSP.
"Grade SSP Rp46 ribu per kilogram. Alhamdulillah jual empat kali sudah Rp30 jutaan," paparnya.
Setelah ini, Ramun mengaku masih akan menjual 6 bal tembakau lagi. Tiga sudah dalam bentuk bal, dan sisanya ada yang belum dipetik.
BERITA TERKAIT: