Mayoritas warga Surabaya atau sebanyak 47,6 persen ternyata hanya mampu menyebutkan tahunnya saja. Dengan kata lain sebagian besar warga Surabaya yang menjadi responden penelitian ini belum mengetahui kapan persisnya hari pencoblosan Pemilu 2024 mendatang.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa besar kemungkinan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, KPU, maupun berbagai pihak yang berkepentingan, mengenai kapan pelaksanaan Pemilu 2024 belum optimal menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Direktur Riset SSC, Edy Marzuki menjelaskan, sebanyak 21,4 persen mampu menyebutkan bulan dan tahun, kemudian sebanyak 25,4 persen yang mampu menyebutkan secara lengkap tanggal, bulan, hingga tahun pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
"Meski demikian, masih ada sebanyak 5,6 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab," jelas Edy Marzuki dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/7).
Dosen Universitas Yudharta Pasuruan ini menambahkan, meskipun masih banyak yang belum mengetahui secara rinci pelaksanaan Pemilu, hasil survei menunjukkan sebanyak 85,8 persen warga Surabaya menyatakan pasti akan menggunakan hak pilihnya.
"Hanya 14,2 persen yang belum pasti menggunakan hak pilihnya ke depan. Ini harus menjadi perhatian bagi penyelenggara Pemilu ke depan," imbuhnya.
SSC merupakan salah satu lembaga survei yang bernaung di bawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 7 Juli 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari 20 hingga 30 Juni 2023 di 31 Kecamatan Kota Surabaya.
Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode
stratified multistage random sampling dengan
margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan
kish grid.
BERITA TERKAIT: