Salah satunya, diutarakan Siher (38), salah satu pemohon SIM C yang merasa bagian zig-zag dalam ujian praktik terkesan agak menyulitkan dirinya.
Siher yang menggunakan motor matic jenis Honda Vario tampak tidak leluasa saat berkendara di bagian zig-zag.
"Yang zig-zag agak susah, tapi saya bisa imbangi sesuai dengan arahan. Biasanya hari-hari jalan enggak sampai ketemu jalan zig-zag. Tapi enggak ada kesulitan," kata Siher saat ditemui redaksi di lokasi.
Senada dengan Siher, Andre Sapta (25) mengaku tak kesulitan dalam menghadapi uji praktik SIM C. Sebab, sebelumnya sempat diberitahu petugas polisi agar dapat lulus uji praktik.
"Kalau untuk materi zig-zag sama angka 8 tergantung dari kitanya. Karena dari bapak polisi tadi sebelum kita membuat praktiknya itu menyampaikan teori, caranya supaya berhasil tentu ada latihan dan banyak belajar," kata Andre.
Meski rata-rata pemohon lulus, seorang ibu rumah tangga berinisial ER terlihat gagal dalam uji praktik SIM karena kakinya menyentuh tanah saat di bagian angka 8.
ER diminta kembali hari Minggu untuk latihan. "Iya nanti hari minggu datang lagi untik latihan," kata Petugas.
"Iya tapi ini lulus enggak pak?" Tanya ER.
"Kalau untuk hari ini belum," jawab petugas Satpas.
ER pun menyayangkan keputusan tersebut lantaran selama ini dirinya mengklaim sanggup berkendara sepeda motor dengan baik karena sering menganta dan jemput anak sekolah.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memerintahkan Kakorlantas Irjen Firman Shantyabudi serta jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) se-Indonesia memperbaiki sistem birokrasi pembuatan SIM. Terutama ujian praktik pembuatan SIM C kendaraan bermotor roda dua.
"Saya minta Kakorlantas tolong untuk lakukan perbaikan, yang namanya angka 8 itu masih sesuai atau tidak yang melewati zig-zag itu sesuai atau tidak," kata Listyo, Rabu (21/6).
"Kalau sudah tidak relevan tolong diperbaiki," tegasnya.
BERITA TERKAIT: