"Ini adalah ketibaan tahap pertama di tanah air WNI yang dievakuasi dari Sudan melalui Jeddah," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika turut menyambut kedatangan mereka.
Dari 385 WNI yang tiba, sebanyak 248 di antaranya merupakan perempuan dan 137 lainnya laki-laki. Terdapat 43 anak-anak di antara mereka.
Setelah tiba di tanah air, WNI yang dievakuasi akan menjalani pemeriksaan kesehatan hingga layanan konseling bersama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan pihak-pihak terkait.
Kemudian Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, dan Pemerintah Daeraah terkait juga akan memfasilitasi kepulangan masing-masing dari mereka.
"Mengingat perjalanan
evacuees sangat panjang dan melelahkan, maka setiba di Jakarta mereka akan diinapkan sementara di Asrama Haji Pondok Gede sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing," jelas Retno.
Sementara itu, Retno menjelaskan, proses pemulangan WNI dari Sudan ke Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Tahap kedua proses ini akan dilakukan pada 29 April, dan tiba di Indonesia pada 30 April.
Sedangkan pemulangan tahap ketiga, sekaligus menutup seluruh proses evakuasi, akan dilakukan pada 30 April dengan menggunakan pesawat TNI AU.
Adapun hingga saat ini, ia mencatat, terdapat 111 WNI masih berada di Kota Port Sudan untuk menunggu diterbangkan ke Jeddah menggunakan pesawat TNI AU.
Diuraikan oleh menlu, proses evakuasi WNI dari Sudan berlangsung secara estafet, mulai dari jalan darat dari ibukota Khartoum ke Port Sudan. Setelahnya melalui jalur laut dan udara dari Port Sudan ke Jeddah, untuk kemudian dipulangkan ke tanah air secara bertahap.
"Pola evakuasi ini kita jalankan untuk merespon situasi lapangan yang sangat cair dan dinamis dan dengan tujuan untuk segera mengeluarkan WNI dari wilayah konflik yang berbahaya. Alhamdullillah pola ini berjalan dengan lancar dan kita bahkan membantu beberapa WNA untuk ikut dalam evakuasi kita," ujar Retno.
Evakuasi WNI dan WNA dilakukan oleh Indonesia dan banyak negara lain seiring dengan meningkatnya ketegangan di Sudan akibat pertempuran antara tentara dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
BERITA TERKAIT: