Akademisi Universitas Lampung Dedy Hermawan menilai kritik yang disampaikan Bima Yudho Saputro sudah objektif. Di mana, pembangunan di Provinsi Lampung memang sangat bermasalah pada bidang infrastruktur, kota baru, pendidikan, birokrasi dan ekonomi.
"Kepemimpinan Gubernur Lampung dan jajaran birokrasinya hingga saat ini tidak menghasilkan perbaikan signifikan terhadap aspek-aspek pembangunan tersebut," kata Dedy dikutip
Kantor Berita RMOLLampung, Jumat (14/4).
Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Unila ini melanjutkan, kinerja Gubernur Arinal Djunaidi dan jajarannya tak jauh beda dengan era Gubernur sebelumnya. Permasalahannya di Lampung masih itu-itu saja.
"Oleh karena itu, solusinya satu-satunya dan sangat strategis adalah mengganti kepempinan Pemerintah Provinsi Lampung, dan momentumnya adalah pada Pilkada 2024," kata Dedy.
Lagipula, lanjut Dedy, naiknya persoalan bobroknya hasil kerja Arinal dan wakilnya Chusnunia Chalim ini sangat berpotensi membuat para pemilih meninggalkan Arinal.
"Sangat potensial akan ditinggalkan pemilih di 2024," tegasnya.
Dosen Ilmu Administrasi Negara ini melanjutkan, Penjabat (Pj) Gubernur yang akan ditugaskan tahun 2023 ini haruslah memiliki kepepemimpinan kuat, berintegritas, kompeten, kreatif, dan progresif.
"Ini yang dibutuhkan masyarakat dan daerah Lampung, butuh kepemimpinan yang memiliki keberanian mendobrak stagnasi kinerja pembangunan di Lampung," katanya.
Ia berpesan kepada Pemerintah Pusat untuk serius dalam menempatkan pejabat sebagai Pj Gubernur Lampung nantinya.
Sementara, pesan untuk Arinal dan Nunik, jika ingin kepemimpinannya dikenang masyarakat Lampung, maka segera evaluasi menyeluruh.
"Baik seluruh jajaran birokrasinya, pantau secara total perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, pastika seluruh program, kegiatan dan anggaran teraktualisasi secara tepat," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: