Herman Deru menjelaskan, persiapan Palembang menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 yang berlangsung sejak 2020 telah matang. Baik dari segi infrastruktur kota maupun Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ).
“Duka kita, kasihan dengan tim kita yang berlatih bertahun tahun. Terus sudah sekian banyak APBD APBN yang dikeluarkan untuk menyambut tamu tingkat dunia. Kita berharap ada geliat ekonomi yang dahsyat, akibat (pembatalan) kita harus menerima konsekuensi itu, meskipun infrastruktur kita sudah 100 persen siap,†kata Herman, dikutip
Kantor Berita RMOLSumsel, Kamis (30/3).
Menurut Herman, FIFA memiliki pandangan sendiri terkait pencabutan status tuan rumah untuk Indonesia. Standardisasi terhadap sikap tuan rumah juga dinilai menjadi pertimbangan organisasi sepak bola dunia itu untuk mengambil sikap.
“FIFA punya standardisasi sendiri terhadap perilaku tuan rumah. Maka kita ingatkan orang Sumsel, kita bukan salah satu yang bermasalah, persiapan infrastruktur kita siapkan. Tapi persiapan kita tuan rumah yang baik itu yang wajib. Ternyata daerah lain yang menjadi faktor penyebab, bahkan saya menyatakan, untuk drawing ini di Sumsel, bila batal di Bali kemarin,†paparnya.
Ditambahkan Gubernur, meski Palembang batal menjadi tuan rumah, Sumatera Selatan tak mengalami kerugian apapun. Hanya saja, alokasi APBD dan APBN yang sebelumnya diperuntukan untuk hal lain saat ini telah banyak digelontorkan untuk merenovasi stadion dan memperbaiki infrastruktur.
“Dari 2020 kita sudah mempersiapkan rencana awal, tinggal hanya hitung hari dibatalkan. Begitu banyak dipersiapkan, pengelola hotel, pengelola rumah makan sudah siap menyambut begitu baik. Pariwisata sudah siap menyambut tamu tingkat dunia, tapi insyaAllah kita akan dapat hikmah lain,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: