Prestasi bersejarah tersebut menjadi puncak dari kebijakan olahraga visioner dan terstruktur yang digagas oleh Raja Maroko Mohammed VI selama bertahun-tahun.
“Kami tidak akan berhenti mendukung setiap inisiatif bernilai yang dapat menjadikan olahraga Maroko sebagai teladan dan perekat sosial, serta memperkuat pengaruh regional dan internasional,” ujar Raja Mohammed VI dalam pesannya pada Konferensi Olahraga Nasional tahun 2008, seperti dikutip, Rabu, 22 Oktober 2025.
Salah satu perwujudan nyata dari visi tersebut adalah berdirinya Akademi Sepak Bola Mohammed VI, yang kini menjadi pusat unggulan pembinaan olahraga di Maroko.
Sejumlah pemain muda yang membawa Maroko juara di Chile seperti Yassir Zabiri, Fouad Zahouani, Houssam Essadak, dan Yassine Khalifi merupakan lulusan akademi ini.
Akademi yang berdiri sejak 2009 dan diperluas pada 2013 itu dibangun di atas lahan seluas 18 hektare dengan investasi sekitar 140 juta dirham.
Fasilitas tersebut telah melahirkan banyak talenta muda berbakat dan menjadi model pembinaan sepak bola modern di kawasan Afrika.
Selain akademi, di bawah arahan Raja Mohammed VI, Maroko juga gencar membangun lapangan sepak bola lokal, pusat pelatihan regional, dan sarana olahraga modern di berbagai wilayah.
Upaya tersebut membuka kesempatan bagi generasi muda di seluruh penjuru negeri untuk mengembangkan kemampuan mereka melalui olahraga.
Demokratisasi akses olahraga ini telah melahirkan generasi baru yang berbakat, disiplin, dan percaya diri.
Kini, Akademi Mohammed VI berperan penting dalam kesuksesan tim nasional di berbagai ajang, baik di tingkat benua maupun dunia, termasuk dalam pembentukan skuad senior yang tampil gemilang di Piala Dunia 2022 di Qatar.
BERITA TERKAIT: