Demikian disampaikan Dinas Penerangan TNI AL dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu (5/2).
Dijelaskan, dampak cuaca ekstrem, telah mengakibatkan sejumlah kecelakaan laut di berbagai perairan Indonesia seperti yang terjadi di Banten baru-baru ini.
Akibat kecelakaan itu mengakibatkan nelayan Banten terombang ambing terbawa arus laut selama 5 hari dan ditemukan oleh TNI AL terdampar di Pantai Tasikmalaya.
Kemudia, kecelakaan Kapal Samiasih di Muara Angke, lalu kecelakaan KM Nuraini Jaya 01 saat akan menuju Batam dan berhasil diselamatkan KRI Bubara-886 dan sejumlah kecelakaan laut lainnya.
“BMKG pun telah menginformasikan tentang waspada potensi cuaca ekstrem selama bulan Februari 2023 yang akan terjadi di 32 wilayah, dan 31 wilayah diantaranya akan terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang memiliki potensi menimbulkan bencana, atau bahkan menimbukan korban jiwa,†demikian bunyi keterangan Dispenal.
Oleh sebab itu TNI AL terus menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi), terlebih khusus bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di daerah pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dan angin kencang agar selalu waspada terhadap potensi peningkatan gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali diberbagai kesempatan telah menginstruksikan ke jajarannya agar memiliki kesiagaan dan kesiapan tinggi dalam merespon segala kedaruratan yang terjadi pada misi perang maupun misi kemanusiaan yang terjadi di masyarakat.
BERITA TERKAIT: