"Kami sudah beberapa kali mengajukan izin kegiatan deklarasi namun selalu ditolak karena masa pandemi. Sebabai organisasi yang menjunjung tinggi moralitas, akhirnya kami memutuskan untuk menggelar acara secara internal di Sekretariat KAMI Jambi, dan virtual via aplikasi Zoom," kata panitia acara, Muhamad Usman, Jumat (30/10).
Jelas Usman, memang di sekretariat ada sekitar 25 orang. Namun, semuanya sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, menggunakan masker, dan menyediakan cairan pencuci tangan.
"Kita terapkan protokol kesehatan, anggota KAMI Jambi ada 200 orang lebih, tapi yang hadir dibatasi hanya 25 orang, hanya pengurus saja, yang lain silakan mengikuti via Zoom termasuk juga dari KAMI Pusat," imbuhnya.
Acara internal dan virtual seperti itu, menurut Usman, kalah jauh dengan acara resepsi pernikahan dan kampanye yang melibatkan banyak orang.
"Ini acara internal dan virtual, menerapkan protokol kesehatan kok dibubarkan, tapi kenapa kampanye dan resepsi yang lebih banyak orang datang di tempat lain kok dibiarkan," ujarnya.
Polisi mendatangani acara, jelas Usman, pada saat Presidium KAMI, Prof. Din Syamsuddin memberikan pidato kebangsaan via aplikasi zoom.
"Polisi sudah ada waktu Pak Din bicara tapi masih di luar," jelasnya.
Polisi masuk ruangan ketika Prof. Rochmad Wahab sedang memberikan pidatovia aplikasi Zoom.
"Polisi minta acara dibubarkan, kami nego dan diberi waktu lima menit," jelasnya.
Usai pidato Rochmad Wahab, sebenarnya diagendakan pidato kebangsaan Presidium KAMI, Gatot Nurmantyo. Gatot sudah online di aplikasi Zoom. Namun, karena dibubarkan Gatot pun batal memberikan sambutannya.
"Meski demikian, acara pemotongan tumpeng dilanjutkan dengan disaksikan dan dijaga kepolisian," demikian Muhamad Usman.
BERITA TERKAIT: