Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo begitu menghayati peran mereka dalam drama 30 menit itu. Drama teatrikal itu dikemas sebagai persembahan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-195 yang jatuh pada Jumat (24/7), dan akan ditayangkan di kanal YouTube Pemkab Wonosobo, seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro.
“Kami dibantu para seniman di Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra), menggagas drama ini hanya dalam waktu seminggu terakhir, sekaligus merancang skenario hingga pengambilan gambarnya,†terang Eko, dikutip dari Pemkab Wonosobo di laman resmi Pemprov Jateng, Jumat (24/7).
Kelanjutan dari kisah itu adalah, warga dusun yang dicekam rasa takut, panik, dan cemas, diminta untuk tidak keluar rumah. Mereka dilarang beraktivitas, baik bertani maupun berdagang, sampai penyakit itu hilang. Akhirnya warga mendadak jatuh miskin, bahkan sekadar memenuhi kebutuhan makan setiap harinya pun, kesulitan.
Di tengah kondisi yang memprihatinkan, munculah Ki Jogoboyo, sesepuh sekaligus penanggung jawab ketenteraman desa yang segera menemukan asal muasal penyebab munculnya pageblug tersebut.
“Semua berawal dari kealpaan kita sendiri, yang selama beberapa warsa terakhir tidak menggelar Merti Desa sebagai bentuk puji dan rasa syukur atas panen warga desa yang melimpah,†tutur Ki Jogoboyo dalam gelar pisowanan bersama para pemangku dusun.
Atas inisiatif Ki Jogoboyo pula, kisruh yang menimpa Dusun Ledhok kemudian diurai dengan kembali menggelar Merti Desa, yang juga diiringi dengan doa bersama dan tarian Lengger sebagai wujud dari masih adanya rasa syukur segenap warga.
Akhirnya desa itu kembali tentram seperti dulu kala, meskipun harus melalui masa sulit yang cukup panjang.
“Semoga drama tersebut mampu menjadi hiburan warga, yang masih satu rangkaian dengan peringatan Hari Jadi ke-195 Kabupaten Wonosobo, serta saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19," ujar Eko.
Diterangkannya pada tahun ini Pemkab tidak menggelar acara meriah. Eko dan jajarannya berharap agar di usia ke 195, Kabupaten Wonosobo semakin kuat, tangguh, maju, sejahtera, dan mandiri, meski saat ini pun tidak luput dari keprihatinan akibat Pandemi Covid-19.
Bambang Sutejo, sang sutradara menerangkan, gagasan mengangkat cerita Memala di Dusun Ledok, Plobangan, karena gambaran dari munculnya wabah Covid-19. Dipilihnya Desa Plobangan, agar masyarakat paham dengan sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo yang berawal dari dusun itu, 195 tahun silam.
“Ini drama yang menggambarkan kehidupan di tengah suasana pagebluk atau pandemi wabah, yang juga sarat dengan cerita sejarah awal berdirinya kabupaten Wonosobo,†tutur Bambang, yang berharap drama itu bisa menjadi tontonan yang menghibur.