Bantu Siswa Belajar Secara Daring, Warga Garut Bangun Jaringan Internet Murah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 22 Juli 2020, 10:01 WIB
Bantu Siswa Belajar Secara Daring, Warga Garut Bangun Jaringan Internet Murah
Budi bersama rekannya memperlihatkan alat-alat untuk membangun jaringan internet yang harganya Rp 300 jutaan/RMOLJabar
rmol news logo Selama pandemik Covid-19, pemerintah memutuskan para siswa belajar secara mandiri di rumah. Namun kebijakan ini kerap terkendala akses internet yang tak menyebar rata di tanah air.

Tak hanya sulit dapatkan sinyal, biaya paket internet yang masih mahal malah menambah beban orang tua. Salah satunya dirasakan warga Kampung Cilimushideung, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.

Beruntung, kendala itu perlahan mulai bisa diatasi. Setelah adanya jaringan internet mandiri di kampung yang memproklamirkan diri jadi kampung tekno sains.

Solusi kebutuhan internet itu dijawab seorang warga Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Budi Hermawan (44) membuat inovasi internet masuk kampung dengan biaya yang sangat murah.

Bermodalkan dana pribadinya, Budi membuat jaringan internet di kampungnya. Ia menargetkan, internet bisa diakses warga di tiga desa.

Warga cukup membayar internet Rp 33 ribu per bulan untuk bisa berselancar. Anak pun bisa belajar secara daring, orang tua pun tak khawatir pengeluaran membengkak.

Budi yang merupakan praktisi internet sejak 15 tahun lalu itu mangaku miris dengan masih minimnya internet yang ada di kampung halamannya.

“Setiap hari saya membangunkan jaringan internet buat masyarakat kota, tapi di kampung saya internet sangat sulit,” katanya saat ditemui Kantor Berita RMOLJabar di rumahnya yang merangkap menjadi kantor, Rabu (22/7).

Berangkat dari keprihatinannya itu, Budi kemudian tergerak untuk membangun jaringan internet di kampung halamannya.

“Berangkat dari hal ini, saya coba nabung untuk membeli alat membangun jaringan internet,” katanya.

Karena, kata Budi, untuk membangun jaringan internet membutuhkan alat-alat yang tidak murah. Seperangkat alatnya saja bisa seharga mobil.

“Alatnya saja meski kecil-kecil, harganya Rp 300 jutaan. Bahkan ada tang yang harganya Rp 5 Juta untuk potong kabel saja,” ucapnya.

Toh dengan semangatnya untuk membuat warga tak lagi pusing soal kuota, Budi akhirnya bisa membangunkan internet murah di kampungnya. Meskipun alat-alat yang dibelinya secara mencicil itu belum sepenuhnya lengkap. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA